
Disengat Perang Dagang AS-Uni Eropa, IHSG Anjlok 1,05%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 April 2019 16:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali hari dengan pelemahan sebesar 0,16% ke level 6.468,26, pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertambah dalam hingga mencapai 1,05% per akhir sesi 2 ke level 6.410,17.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG diantaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-2,03%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,62%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,81%), PT Astra International Tbk/ASII (-1,63%), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-2,63%).
Walaupun senada dengan mayoritas indeks saham kawasan Asia lainnya yang juga ditransaksikan di zona merah, kinerja IHSG menjadi yang terburuk kedua. Nasib IHSG hanya lebih baik dibandingkan indeks Shanghai yang anjlok sebesar 1,6%.
Panasnya tensi antara AS dengan Uni Eropa membuat bursa saham Benua Kuning ditinggalkan investor. Pada hari Rabu (10/4/2019) waktu setempat atau Kamis (11/4/2019) waktu Indonesia, Presiden AS Donald Trump kembali menyerang Uni Eropa melalui sebuah cuitan di Twitter.
"Sayang Uni Eropa bersikap sangat keras kepada Inggris dan Brexit. Uni Eropa juga merupakan mitra dagang yang brutal dengan AS, di mana hal ini akan berubah. Terkadang dalam hidup Anda harus membiarkan orang bernafas sebelum semuanya berbalik menghampiri Anda!" kecam Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Kekesalan Trump ini masih mengacu kepada tudingannya bahwa Uni Eropa memberikan subsidi yang kelewat besar kepada Airbus, yang dinilainya sebagai praktik persaingan tidak sehat.
"Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menemukan bahwa Uni Eropa memberikan subsidi kepada Airbus yang kemudian mempengaruhi AS. Kami akan menerapkan bea masuk kepada (impor) produk Uni Eropa senilai US$ 11 miliar. Uni Eropa sudah mengambil keuntungan dari perdagangan dengan AS selama bertahun-tahun. Ini akan segera berakhir!" cuit Trump pada tanggal 9 April.
Sebelumnya, Kantor Perwakilan Dagang AS telah mengajukan daftar produk-produk asal Uni Eropa yang bisa dikenakan bea masuk sebagai pembalasan atas subsidi kepada Airbus. Daftar tersebut antara lain berisi pesawat penumpang dan suku cadangnya, produk turunan susu, sampai anggur (wine).
Di sisi lain, Uni Eropa tidak tinggal diam. Juru Bicara Komisi Uni Eropa Maragaritis Schinas menegaskan bahwa Brussel akan menyiapkan langkah pembalasan jika AS jadi menerapkan bea masuk.
"Komisi akan memulai persiapan sehingga Uni Eropa bisa mengambil langkah balasan. Uni Eropa tetap terbuka untuk berdiskusi dengan AS, tanpa syarat dan bertujuan untuk mencapai keadilan," kata Schinas, dikutip dari Reuters. Lebih lanjut, perlambatan ekonomi dunia yang kian terasa masih terus membuat saham-saham di Benua Kuning dilego investor. Selepas serangkaian data ekonomi yang mengecewakan dari negara-negara maju, International Monetary Fund (IMF) akhirnya memangkas proyeksi mereka atas pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,3%, dari yang sebelumnya 3,5% pada proyeksi yang dibuat bulan Januari.
Memang khusus untuk Indonesia, target pertumbuhan ekonomi di saat yang bersamaan justru dinaikkan. Kini, Christine Lagarde dan kolega mematok perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,2% pada tahun ini, naik dari proyeksi bulan Oktober lalu yang sebesar 5,1%.
Namun, revisi ke bawah atas target pertumbuhan ekonomi dari beberapa negara mitra dagang utama Indonesia jelas membawa risiko bagi perekonomian tanah air. Jepang misalnya, di mana pertumbuhan ekonomi 2019 diperkirakan 1%, melambat dibandingkan proyeksi yang dibuat pada Januari lalu yaitu 1,1%.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi India tahun ini diramal 7,3%, juga melambat dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 7,5%.
Lebih lanjut, perekonomian AS diproyeksikan hanya akan tumbuh sebesar 2,3% pada tahun ini, turun dari proyeksi yang dibuat pada bulan Januari sebesar 2,5%. Sebagai informasi, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9% pada tahun 2018. Jika proyeksi dari IMF menjadi kenyataan, bisa dikatakan bahwa perekonomian AS mengalami hard landing pada tahun ini.
Memang, rilis risalah dari pertemuan The Federal Reserve pada bulan lalu memberikan kelegaan bagi investor. Pasalnya melalui risalah ini, stance dovish dari The Fed menjadi kian terkonfirmasi.
"Beberapa peserta rapat menggarisbawahi bahwa pandangan mereka soal arah suku bunga acuan bisa berubah tergantung data-data yang masuk," sebut risalah tersebut.
Di satu sisi, The Fed memandang ekonomi AS masih kuat yang tercermin dari data-data ketenagakerjaan. Namun di sisi lain, perlambatan ekonomi bisa berpengaruh negatif seperti membuat beban utang korporasi membengkak. Kombinasi dua faktor ini menyebabkan The Fed memilih untuk bersabar dalam menyesuaikan suku bunga acuan.
Namun, kekhawatiran bahwa perekonomian dunia akan mengalami hard landing terbukti lebih dominan dalam mendikte pergerakan bursa saham regional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG diantaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-2,03%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,62%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,81%), PT Astra International Tbk/ASII (-1,63%), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-2,63%).
Walaupun senada dengan mayoritas indeks saham kawasan Asia lainnya yang juga ditransaksikan di zona merah, kinerja IHSG menjadi yang terburuk kedua. Nasib IHSG hanya lebih baik dibandingkan indeks Shanghai yang anjlok sebesar 1,6%.
"Sayang Uni Eropa bersikap sangat keras kepada Inggris dan Brexit. Uni Eropa juga merupakan mitra dagang yang brutal dengan AS, di mana hal ini akan berubah. Terkadang dalam hidup Anda harus membiarkan orang bernafas sebelum semuanya berbalik menghampiri Anda!" kecam Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Kekesalan Trump ini masih mengacu kepada tudingannya bahwa Uni Eropa memberikan subsidi yang kelewat besar kepada Airbus, yang dinilainya sebagai praktik persaingan tidak sehat.
"Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menemukan bahwa Uni Eropa memberikan subsidi kepada Airbus yang kemudian mempengaruhi AS. Kami akan menerapkan bea masuk kepada (impor) produk Uni Eropa senilai US$ 11 miliar. Uni Eropa sudah mengambil keuntungan dari perdagangan dengan AS selama bertahun-tahun. Ini akan segera berakhir!" cuit Trump pada tanggal 9 April.
Sebelumnya, Kantor Perwakilan Dagang AS telah mengajukan daftar produk-produk asal Uni Eropa yang bisa dikenakan bea masuk sebagai pembalasan atas subsidi kepada Airbus. Daftar tersebut antara lain berisi pesawat penumpang dan suku cadangnya, produk turunan susu, sampai anggur (wine).
Di sisi lain, Uni Eropa tidak tinggal diam. Juru Bicara Komisi Uni Eropa Maragaritis Schinas menegaskan bahwa Brussel akan menyiapkan langkah pembalasan jika AS jadi menerapkan bea masuk.
"Komisi akan memulai persiapan sehingga Uni Eropa bisa mengambil langkah balasan. Uni Eropa tetap terbuka untuk berdiskusi dengan AS, tanpa syarat dan bertujuan untuk mencapai keadilan," kata Schinas, dikutip dari Reuters. Lebih lanjut, perlambatan ekonomi dunia yang kian terasa masih terus membuat saham-saham di Benua Kuning dilego investor. Selepas serangkaian data ekonomi yang mengecewakan dari negara-negara maju, International Monetary Fund (IMF) akhirnya memangkas proyeksi mereka atas pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,3%, dari yang sebelumnya 3,5% pada proyeksi yang dibuat bulan Januari.
Memang khusus untuk Indonesia, target pertumbuhan ekonomi di saat yang bersamaan justru dinaikkan. Kini, Christine Lagarde dan kolega mematok perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,2% pada tahun ini, naik dari proyeksi bulan Oktober lalu yang sebesar 5,1%.
Namun, revisi ke bawah atas target pertumbuhan ekonomi dari beberapa negara mitra dagang utama Indonesia jelas membawa risiko bagi perekonomian tanah air. Jepang misalnya, di mana pertumbuhan ekonomi 2019 diperkirakan 1%, melambat dibandingkan proyeksi yang dibuat pada Januari lalu yaitu 1,1%.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi India tahun ini diramal 7,3%, juga melambat dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 7,5%.
Lebih lanjut, perekonomian AS diproyeksikan hanya akan tumbuh sebesar 2,3% pada tahun ini, turun dari proyeksi yang dibuat pada bulan Januari sebesar 2,5%. Sebagai informasi, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9% pada tahun 2018. Jika proyeksi dari IMF menjadi kenyataan, bisa dikatakan bahwa perekonomian AS mengalami hard landing pada tahun ini.
Memang, rilis risalah dari pertemuan The Federal Reserve pada bulan lalu memberikan kelegaan bagi investor. Pasalnya melalui risalah ini, stance dovish dari The Fed menjadi kian terkonfirmasi.
"Beberapa peserta rapat menggarisbawahi bahwa pandangan mereka soal arah suku bunga acuan bisa berubah tergantung data-data yang masuk," sebut risalah tersebut.
Di satu sisi, The Fed memandang ekonomi AS masih kuat yang tercermin dari data-data ketenagakerjaan. Namun di sisi lain, perlambatan ekonomi bisa berpengaruh negatif seperti membuat beban utang korporasi membengkak. Kombinasi dua faktor ini menyebabkan The Fed memilih untuk bersabar dalam menyesuaikan suku bunga acuan.
Namun, kekhawatiran bahwa perekonomian dunia akan mengalami hard landing terbukti lebih dominan dalam mendikte pergerakan bursa saham regional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular