
Risalah Rapat The Fed Bawa Bursa Saham Asia Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 April 2019 09:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini: indeks Hang Seng naik 0,06%, indeks Straits Times naik 0,09%, dan indeks Kospi naik 0,15%.
Rilis risalah rapat The Federal Reserve untuk pertemuan bulan lalu berhasil memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.
"Beberapa peserta rapat menggarisbawahi bahwa pandangan mereka soal arah suku bunga acuan bisa berubah tergantung data-data yang masuk," sebut risalah tersebut.
Di satu sisi, The Fed memandang ekonomi AS masih kuat yang tercermin dari data-data ketenagakerjaan. Namun di sisi lain, perlambatan ekonomi bisa berpengaruh negatif seperti membuat beban utang korporasi membengkak. Kombinasi dua faktor ini menyebabkan The Fed memilih untuk bersabar dalam menyesuaikan suku bunga acuan.
Dengan stance dari The Fed yang terkonfirmasi dovish, pelaku pasar kian yakin bahwa tingkat suku bunga acuan tidak akan dinaikkan pada tahun ini. Di tengah risiko perang dagang AS-China dan AS-Uni Eropa, tentu tingkat suku bunga acuan di level yang rendah menjadi opsi yang paling baik untuk perekonomian dunia dan pasar saham.
Berbicara mengenai perang dagang AS-China, hingga kini belum ada kesepakatan di antara kedua negara, walaupun perkembangan yang ada terbilang positif. Sementara terkait perang dagang AS-Uni Eropa, hal ini bisa meletus dalam waktu dekat.
Presiden AS Donald Trump mengancam bakal mengenakan bea masuk kepada importasi produk-produk Benua Biru senilai US$ 11 miliar. Trump murka karena Uni Eropa dituding memberikan subsidi yang besar kepada Airbus, yang dinilainya sebagai praktik persaingan tidak sehat.
"Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menemukan bahwa Uni Eropa memberikan subsidi kepada Airbus yang kemudian mempengaruhi AS. Kami akan menerapkan bea masuk kepada (impor) produk Uni Eropa senilai US$ 11 miliar. Uni Eropa sudah mengambil keuntungan dari perdagangan dengan AS selama bertahun-tahun. Ini akan segera berakhir!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter.
Sebelumnya, Kantor Perwakilan Dagang AS telah mengajukan daftar produk-produk asal Uni Eropa yang bisa dikenakan bea masuk sebagai pembalasan atas subsidi kepada Airbus. Daftar tersebut antara lain berisi pesawat penumpang dan suku cadangnya, produk turunan susu, sampai anggur (wine).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Alert! Bursa Saham Eropa 'Kebakaran'...
Rilis risalah rapat The Federal Reserve untuk pertemuan bulan lalu berhasil memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.
"Beberapa peserta rapat menggarisbawahi bahwa pandangan mereka soal arah suku bunga acuan bisa berubah tergantung data-data yang masuk," sebut risalah tersebut.
Dengan stance dari The Fed yang terkonfirmasi dovish, pelaku pasar kian yakin bahwa tingkat suku bunga acuan tidak akan dinaikkan pada tahun ini. Di tengah risiko perang dagang AS-China dan AS-Uni Eropa, tentu tingkat suku bunga acuan di level yang rendah menjadi opsi yang paling baik untuk perekonomian dunia dan pasar saham.
Berbicara mengenai perang dagang AS-China, hingga kini belum ada kesepakatan di antara kedua negara, walaupun perkembangan yang ada terbilang positif. Sementara terkait perang dagang AS-Uni Eropa, hal ini bisa meletus dalam waktu dekat.
Presiden AS Donald Trump mengancam bakal mengenakan bea masuk kepada importasi produk-produk Benua Biru senilai US$ 11 miliar. Trump murka karena Uni Eropa dituding memberikan subsidi yang besar kepada Airbus, yang dinilainya sebagai praktik persaingan tidak sehat.
"Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menemukan bahwa Uni Eropa memberikan subsidi kepada Airbus yang kemudian mempengaruhi AS. Kami akan menerapkan bea masuk kepada (impor) produk Uni Eropa senilai US$ 11 miliar. Uni Eropa sudah mengambil keuntungan dari perdagangan dengan AS selama bertahun-tahun. Ini akan segera berakhir!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter.
Sebelumnya, Kantor Perwakilan Dagang AS telah mengajukan daftar produk-produk asal Uni Eropa yang bisa dikenakan bea masuk sebagai pembalasan atas subsidi kepada Airbus. Daftar tersebut antara lain berisi pesawat penumpang dan suku cadangnya, produk turunan susu, sampai anggur (wine).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Alert! Bursa Saham Eropa 'Kebakaran'...
Most Popular