Pasokan Ketat & Suhu Panas, Permintaan Batu Bara Naik

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
11 April 2019 08:47
Hambatan distribusi batu bara lokal di China masih memberikan energi positif pada pergerakan harga batu bara.
Foto: Kapal keruk memuat gerbong dengan batu bara (REUTERS/Ilya Naymushin)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman April di bursa Intercontinental Exchange (ICE) menguat 1,23% di posisi US$ 82,2/metrik ton pada perdagangan hari Rabu (10/4/2019) kemarin. Dengan pergerakan itu, harga batu bara telah ditutup di zona hijau untuk empat hari secara beruntun.

Hambatan distribusi batu bara lokal di China masih memberikan energi positif pada pergerakan harga batu bara.



Seperti yang diketahui, sejak hari Minggu (7/4/2019), jalur kereta api Daqin di provinsi Shaanxi mulai memasuki masa perawatan yang akan berlangsung selama 25 hari.

Jalur kereta tersebut merupakan sarana transportasi utama yang menghubungkan tambang-tambang batu bara utama di provinsi Shaanxi.

Tentu saja hal itu akan membuat pasokan batu bara di China menjadi lebih ketat. Apalagi diketahui bahwa provinsi Shaanxi merupakan wilayah penghasil batu bara terbesar ke-3 di China.

Selain itu suhu udara di China yang sudah mulai memanas membuat konsumsi listrik meningkat. Pasalnya kebutuhan pendingin udara naik karena udara makin panas.

Sebagai informasi, 59% energi listrik di China dihasilkan dari pembakaran batu bara. Alhasil permintaan batu bara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) utama berpotensi meningkat dalam waktu dekat.

Selama sepekan, harga batu bara telah terdongkrak sebesar 4,05% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun masih tercatat lebih rendah 19,45%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular