
Analisis Teknikal
Terkapar 0,39% di Paruh Pertama, Sesi II IHSG Masih Labil
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
10 April 2019 13:08

Jakarta,CNBC Indonesia - Sempat mencicipi zona hijau selama beberapa menit, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke zona merah dengan pelemahan 0,39% ke level 6.459 pada penutupan sesi I, Rabu (10/4/2019).
IHSG bergerak cukup sempit antara 6.456-6.487 di tengah aksi prot taking. Pelemahan tersebut hampir sama dengan indeks bursa utama Asia yang mayoritas negatif.
Indeks Nikkei 225 Jepang minus 0,64%, indeks Shanghai China tergelincir 0,4%, indeks Hang Seng Hong kong terkoreksi 0,36% dan Kospi Korea Selatan turun tipis 0,01%.
Semua indeks sektoral konstituen IHSG memerah dengan rata-rata koreksi di bawah 1%. Sektor konsumer yang mendapat sentimen positif dari kenaikan penjualan ritel justru tak berdaya.
Data penjualan ritel (retail sales) bulan Februari yang diumumkan Bank Indonesia (BI) periode Februari dilaporkan tumbuh 9,1%, angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya di angka 7,2%.
Sejauh ini kinerja pertumbuhan indeks sektor konsumer masih minus sebesar 0,49% berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per Selasa (9/4/2019) kemarin.
Di sisi lain,investor asing tak lagi jor-joran masuk ke pasar saham. Asing mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp 13,26 miliar hingga siang ini.
Beberapa saham big caps yang menjadi Pemberat IHSG yakni, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-1,26%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0.45%), PT Map Aktif Adiperkasa Tbk/MAPA (-11,69%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-0,65%) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (-4,08%).
Analisis Teknikal
Secara teknikal IHSG cenderung bergerak fluktuatif. Sejauh ini pelemahan IHSG belum mampu menembus level 6.450 sebagai level penahan penurunannya (support level).
pada sesi II fluktuasi pada IHSG berpotensi masih berlanjut dengan kecenderungan melemah terbatas. Hal ini sesuai dengan pola bearish harami mengindikasikan pelemahan IHSG meski sifatnya kurang terlalu kuat.
Jika di lihat dari tingkat kejenuhannya, peluang penguatan IHSG dalam beberapa hari ini belum tertutup karena indeks belum memasuki wilayah jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal stochastic slow berdasarkan momentum.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Saham LPIN Milik Lippo Melesat, Apa Benar OVO Mau Backdoor?
IHSG bergerak cukup sempit antara 6.456-6.487 di tengah aksi prot taking. Pelemahan tersebut hampir sama dengan indeks bursa utama Asia yang mayoritas negatif.
Indeks Nikkei 225 Jepang minus 0,64%, indeks Shanghai China tergelincir 0,4%, indeks Hang Seng Hong kong terkoreksi 0,36% dan Kospi Korea Selatan turun tipis 0,01%.
Data penjualan ritel (retail sales) bulan Februari yang diumumkan Bank Indonesia (BI) periode Februari dilaporkan tumbuh 9,1%, angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya di angka 7,2%.
Sejauh ini kinerja pertumbuhan indeks sektor konsumer masih minus sebesar 0,49% berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per Selasa (9/4/2019) kemarin.
Di sisi lain,investor asing tak lagi jor-joran masuk ke pasar saham. Asing mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp 13,26 miliar hingga siang ini.
Beberapa saham big caps yang menjadi Pemberat IHSG yakni, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-1,26%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0.45%), PT Map Aktif Adiperkasa Tbk/MAPA (-11,69%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-0,65%) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (-4,08%).
Analisis Teknikal
![]() |
pada sesi II fluktuasi pada IHSG berpotensi masih berlanjut dengan kecenderungan melemah terbatas. Hal ini sesuai dengan pola bearish harami mengindikasikan pelemahan IHSG meski sifatnya kurang terlalu kuat.
Jika di lihat dari tingkat kejenuhannya, peluang penguatan IHSG dalam beberapa hari ini belum tertutup karena indeks belum memasuki wilayah jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal stochastic slow berdasarkan momentum.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Saham LPIN Milik Lippo Melesat, Apa Benar OVO Mau Backdoor?
Most Popular