
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dipangkas, Indeks Shanghai Turun
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 April 2019 08:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka melemah 0,46% ke level 3.224,65, sementara indeks Hang Seng terkoreksi 0,35% ke level 30.052,27.
Revisi ke bawah atas target pertumbuhan ekonomi China dan Hong Kong membuat saham-saham di kedua negara dilego investor.
Dalam publikasi terbarunya, International Monetary Fund (IMF) mematok perekonomian China tumbuh sebesar 6,3% pada tahun ini, naik dari proyeksi pada bulan Januari yang sebesar 6,2%. Namun, target pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan dipangkas menjadi 6,1%, dari yang sebelumnya 6,2%.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Hong Kong pada tahun ini ditargetkan di level 2,7%, lebih rendah dibandingkan proyeksi pada Oktober 2018 yang sebesar 2,9%.
Untuk perekonomian global, Christine Lagarde dan kolega memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,3% pada tahun ini, menandai laju terlemah sejak 2016. Proyeksi tersebut juga lebih rendah ketimbang proyeksi bulan Januari yang sebesar 3,5%.
Sebagai informasi, IMF mencatat bahwa perekonoian China tumbuh sebesar 6,6% pada tahun lalu, sementara perekonomian Hong Kong tumbuh sebesar 3%.
Selain karena revisi ke bawah atas target pertumbuhan ekonomi China dan Hong Kong, absennya rilisnya data ekonomi di kedua negara ikut membuka ruang bagi investor untuk melakukan aksi jual.
Apalagi, penguatan yang terjadi sepanjang pekan lalu sudah begitu signifikan sehingga memang membuka ruang bagi investor untuk merealisasikan keuntungan yang sudah diraup. Sepanjang pekan lalu, indeks Shanghai meroket 5%, sementara indeks Hang Seng melejit 3,1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau
Revisi ke bawah atas target pertumbuhan ekonomi China dan Hong Kong membuat saham-saham di kedua negara dilego investor.
Dalam publikasi terbarunya, International Monetary Fund (IMF) mematok perekonomian China tumbuh sebesar 6,3% pada tahun ini, naik dari proyeksi pada bulan Januari yang sebesar 6,2%. Namun, target pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan dipangkas menjadi 6,1%, dari yang sebelumnya 6,2%.
Untuk perekonomian global, Christine Lagarde dan kolega memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,3% pada tahun ini, menandai laju terlemah sejak 2016. Proyeksi tersebut juga lebih rendah ketimbang proyeksi bulan Januari yang sebesar 3,5%.
Sebagai informasi, IMF mencatat bahwa perekonoian China tumbuh sebesar 6,6% pada tahun lalu, sementara perekonomian Hong Kong tumbuh sebesar 3%.
Selain karena revisi ke bawah atas target pertumbuhan ekonomi China dan Hong Kong, absennya rilisnya data ekonomi di kedua negara ikut membuka ruang bagi investor untuk melakukan aksi jual.
Apalagi, penguatan yang terjadi sepanjang pekan lalu sudah begitu signifikan sehingga memang membuka ruang bagi investor untuk merealisasikan keuntungan yang sudah diraup. Sepanjang pekan lalu, indeks Shanghai meroket 5%, sementara indeks Hang Seng melejit 3,1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau
Most Popular