
3 Hari Harga Batu Bara Naik 1%, Tapi Jangan Lengah
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
10 April 2019 08:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah tiga hari berturut-turut harga batu bara Newcastle berjangka ditutup dengan penguatan 1%. Hambatan pasokan batu bara lokal di China menjadi salah satu faktor yang mendongkrak harga batu bara impor.
Berdasarkan keterangan dari China Coal Resource (CCR) pada hari Minggu (7/4/2019), jalur kereta Daiqin akan dibenahi selama 25 hari. Diketahui bahwa jalur tersebut merupakan sarana distribusi dari tambang-tambang besar di provinsi Shaanxi.
Pada perdagangan Selasa (9/4/2019) kemarin, harga batu bara Newcastle kontrak April naik 1% ke posisi US$ 81,2/metrik ton, setelah melesat 1,97% sehari sebelumnya.
Akan tetapi harga batu bara impor diprediksi tidak akan meningkat dalam jangka panjang. Pasalnya China menargetkan peningkatan produksi batu bara lokal sebesar 100 juta ton tahun ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Wang Hongqiao, Wakil Presiden Asosiasi Batu Bara Nasional China, mengutip Reuters.
Berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional China, pada tahun 2018 produksi batu bara domestik menyentuh 4 miliar ton. Tahun ini ada tambahan kapasitas produksi sebesar 194 juta ton.
Lebih lanjut, analis memperkirakan impor batu bara thermal China akan turun pada kisaran 10-12 juta ton pada tahun 2019 karena adanya peningkatan produksi domestik.
Produksi batu bara China akan meningkat mulai kuartal II-2019, yang membuat ketergantungan terhadap pasokan impor berkurang, menurut Rodrigo Echeverri, kepala perdagangan komoditas Noble Group, melansir Reuters.
Di sisi lain, pemerintah China dikabarkan akan membatasi impor batu bara tahun ini pada jumlah yang sama dengan tahun 2018. Artinya permintaan batu bara impor di China secara tahunan kemungkinan besar tidak akan tumbuh.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 China melakukan impor batu bara sebanyak 281,23 juta ton. Termasuk batu bara thermal, kokas, dan antracite.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Berdasarkan keterangan dari China Coal Resource (CCR) pada hari Minggu (7/4/2019), jalur kereta Daiqin akan dibenahi selama 25 hari. Diketahui bahwa jalur tersebut merupakan sarana distribusi dari tambang-tambang besar di provinsi Shaanxi.
Pada perdagangan Selasa (9/4/2019) kemarin, harga batu bara Newcastle kontrak April naik 1% ke posisi US$ 81,2/metrik ton, setelah melesat 1,97% sehari sebelumnya.
Akan tetapi harga batu bara impor diprediksi tidak akan meningkat dalam jangka panjang. Pasalnya China menargetkan peningkatan produksi batu bara lokal sebesar 100 juta ton tahun ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Wang Hongqiao, Wakil Presiden Asosiasi Batu Bara Nasional China, mengutip Reuters.
Berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional China, pada tahun 2018 produksi batu bara domestik menyentuh 4 miliar ton. Tahun ini ada tambahan kapasitas produksi sebesar 194 juta ton.
Lebih lanjut, analis memperkirakan impor batu bara thermal China akan turun pada kisaran 10-12 juta ton pada tahun 2019 karena adanya peningkatan produksi domestik.
Produksi batu bara China akan meningkat mulai kuartal II-2019, yang membuat ketergantungan terhadap pasokan impor berkurang, menurut Rodrigo Echeverri, kepala perdagangan komoditas Noble Group, melansir Reuters.
Di sisi lain, pemerintah China dikabarkan akan membatasi impor batu bara tahun ini pada jumlah yang sama dengan tahun 2018. Artinya permintaan batu bara impor di China secara tahunan kemungkinan besar tidak akan tumbuh.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 China melakukan impor batu bara sebanyak 281,23 juta ton. Termasuk batu bara thermal, kokas, dan antracite.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Most Popular