
Wall Street Rontok Gara-gara IMF & Perang Dagang AS-UE
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
10 April 2019 06:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor industri yang sensitif terhadap isu perdagangan global menyeret turun Wall Street, Selasa (9/4/2019), ketika ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) memanas.
Selain itu, proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global turut memberi sentimen negatif bagi pasar.
Dow Jones Industrial average anjlok 0,72%, S&P 500 kehilangan 0,61%, dan Nasdaq Composite rontok 0,56% di akhir perdagangan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan mengenakan bea masuk terhadap berbagai produk Eropa senilai US$11 miliar. Rencananya itu meningkatkan ketegangan terkait subsidi pesawat terbang yang berpotensi berubah menjadi perang dagang, dilansir dari Reuters.
"Bea impor Eropa ini mengejutkan orang-orang saat kita tengah berupaya menyelesaikan isu perdagangan dengan China," kata Presiden Chase Investment Counsel Peter Tuz.
Ketegangan perdagangan dan kemungkinan Inggris keluar dari UE (Brexit) tanpa kesepakatan membuat IMF memangkas proyeksi pertumbuhan globalnya, Selasa, menjadi 3,3% tahun ini dari 3,7% yang diperkirakan di Oktober lalu.
Selain itu, para pelaku pasar juga menantikan laporan kinerja keuangan emiten di Wall Street yang akan dimulai Rabu waktu setempat. Para analis memperkirakan kuartal pertama tahun ini akan mencatatkan penurunan laba untuk kali pertama sejak 2016.
Laba perusahaan S&P 500 untuk periode Januari-Maret diperkirakan turun 2,5% dibandingkan tahun lalu, menurut data Refinitiv.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Selain itu, proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global turut memberi sentimen negatif bagi pasar.
Dow Jones Industrial average anjlok 0,72%, S&P 500 kehilangan 0,61%, dan Nasdaq Composite rontok 0,56% di akhir perdagangan.
"Bea impor Eropa ini mengejutkan orang-orang saat kita tengah berupaya menyelesaikan isu perdagangan dengan China," kata Presiden Chase Investment Counsel Peter Tuz.
Ketegangan perdagangan dan kemungkinan Inggris keluar dari UE (Brexit) tanpa kesepakatan membuat IMF memangkas proyeksi pertumbuhan globalnya, Selasa, menjadi 3,3% tahun ini dari 3,7% yang diperkirakan di Oktober lalu.
Selain itu, para pelaku pasar juga menantikan laporan kinerja keuangan emiten di Wall Street yang akan dimulai Rabu waktu setempat. Para analis memperkirakan kuartal pertama tahun ini akan mencatatkan penurunan laba untuk kali pertama sejak 2016.
Laba perusahaan S&P 500 untuk periode Januari-Maret diperkirakan turun 2,5% dibandingkan tahun lalu, menurut data Refinitiv.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular