Analisis Teknikal

Koreksi Minor, Rupiah Menguji Level Rp 14.175/US$

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
08 April 2019 15:21
Rupiah mengalami koreksi minor setalh penguatan beruntun di tengah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa mata uang kuat dunia lainnya.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menguat dalam 5 hari perdagangan sebelumnya, rupiah mulai melemah dihadapan dolar Amerika Serikat (AS), Senin (8/4/2019). Rupiah mengalami koreksi minor setalh penguatan beruntun di tengah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa mata uang kuat dunia lainnya.

Hingga pukul 14:10 WIB, Dolar Index (DXY) yang mengukur nilai dolar AS dihadapan 6 mata uang kuat dunia melemah 0,11% di level 97,28. Sedangkan rupiah hingga pukul 14:15 WIB di pasar spot melemah 0,27% pada level Rp 14.155/$US.

Sejatinya, rupiah sejatinya masih memegang kendali pergerakan dibandingkan dolar AS. Hal ini terlihat dari grafik dolar AS terhadap rupiah yang semakin melemah sejak berada di level tertingginya tahun ini di Rp 14.305 pada 8 Maret 2019.

Pelemahan rupiah berpotensi melambat ketika mendekati level Rp 14.175. Level tersebut merupakan level penahan pelemahan rupiah terdekat (support), sekaligus nilai level rata-rata rupiah dalam lima hari (moving average/MA5) terakhir.

Dilihat dari tingkat kejenuhannya, rupiah masih berpotensi melemah karena belum memasuki wilayah jenuh belinya (overbought), menurut indikator teknikal bersifat momentum yakni Stochastic Slow (SS).
Sumber: Refinitiv
Hingga tahun berjalan (year to date/ytd) rupiah sudah menguat 1,53%. Menjadikan mata uang dengan kinerja terbaik no.11 di dunia.

Salah satu faktor eksternal yang menguatkan dolar AS adalah data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam yang lumayan oke. Pada Maret, perekonomian AS menciptakan 196.000 lapangan kerja. Lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 180.000.

Dengan data ketenagakerjaan yang terus positif, dengan kata lain ekonomi AS masih dalam fase ekspansi. Jika The Fed merasa ekspansi itu terlalu cepat maka berpotensi membuka peluang the Federal Funds Rate (FFR) kembali dinaikkan, karena ekonomi dirasa overheating.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular