Ini 5 Saham Paling Cuan, Sepekan Naik 33%

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 April 2019 12:24
Indo Kordsa dan Lonsum Juga Masuk Top Gainer
Foto: Oppo Stock In Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
4. PT Indo Kordsa Tbk (BRAM)
Produsen benang polister dan kain untuk ban, PT Indo Kordsa Tbk (BRAM) juga berhasil menduduki posisi top gainer pekan ini dengan membukukan kenaikan harga saham hingga 20%. Selama sepekan harga emiten BRAM naik dari Rp 7.750/unit menjadi Rp 9.300/unit.

Perolehan imbal hasil tersebut berhasil dicatatkan oleh BRAM meskipun kinerja keuangan perusahaan tahun lalu kurang memuaskan.

Pasalnya, laba bersih perusahaan anjlok 23,77% YoY menjadi US$ 16,97 juta atau setara Rp 245,76 miliar (kurs Rp 14.481/US$). Perusahaan membukukan penurunan laba bersih, meskipun total pendapatan di tahun 2018 naik 9,37% YoY, dari US$ 241,78 juta menjadi US$ 264,44 juta.

Besar kemungkinan, laba BRAM anjlok karena adanya peningkatan beban penjualan dan rugi atas selisih kurs yang semakin melebar.

Sebagai informasi tambahan, perusahaan juga menjual produknya tidak hanya di pasar domestik tapi juga pasar internasional, seperti Thailand, Jepang, China, Korea Selatan, dan Turki.

5. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
Entitas usaha sawit Grup Salim, LSIP,menduduki posisi top gainers dengan kenaikan harga saham hingga 16,27% ke level Rp 1.230/unit dari sebelumnya Rp 1.040/unit.

Peningkatan harga saham LSIP besar kemungkinan didorong oleh penguatan harga minyak sawit mentah (CPO) yang terus mencatatkan reli 5 hari beruntun. Harga CPO kontrak Juni di Bursa Derivatives Malaysia Exchange naik 6,4% menyentuh posisi MYR 2.129/ton, di mana nilai ini merupakan perolehan tertinggi semenjak 22 Februari 2019.

Selain itu, kinerja LSIP juga cukup baik di tahun 2018. Perusahaan mencatatkan penjualan Rp 4,02 triliun atau turun 15,2% YoY dari 2017 sebesar Rp 4,74 triliun. Kontribusi produk sawit terhadap total penjualan mencapai 91% diikuti oleh karet sekitar 5% dan benih bibit sawit sekitar 2%.

Akan tetapi, laba bersih LSIP anjlok 54,8% menjadi Rp331,4 miliar dari tahun 2017 sebesar Rp 733,3 miliar. Benny Tjoeng, Presiden Direktur LSIP mengakui bahwa kinerja perseroan terkena dampak penurunan harga komoditas terutama harga CPO dan karet. Tercatat, sepanjang 2018 harga CPO anjlok 16% dibandingkan 2017. Meski demikian, dari sisi produksi perusahaan tumbuh.

TIM RISET CNBC INDONESIA. (dwa/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular