Kalau Tak Ada Halangan, Rupiah Bisa Menguat 5 Hari Beruntun

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 April 2019 12:32
Sentimen Domestik Jadi 'Doping' Rupiah
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sepertinya sentimen domestik masih menjadi 'doping' keperkasaan rupiah. Derasnya arus modal di pasar keuangan Indonesia, utamanya di obligasi pemerintah, membuat rupiah terangkat. 

Pada pukul 12:22 WIB, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 3,2 basis poin (bps). Penurunan yield adalah pertanda harga obligasi sedang naik karena tingginya permintaan. 


Inflasi domestik yang 'santai' membuat surat utang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) begitu menarik. Per Maret, inflasi tercatat 2,48% year-on-year (YoY) atau laju paling lambat sejak November 2009. 

Saat ini yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun ada di 7,556%. Dengan inflasi di 2,48%, maka keuntungan riil yang didapat investor masih lumayan menggiurkan yaitu 5,08%.

Jadi tidak heran investor (terutama asing) masih menggemari surat utang pemerintah. Per 1 April 2019, kepemilikan investor di Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 963,67 triliun, naik 7,85% dibandingkan posisi awal tahun. Dalam periode yang sama tahun sebelumnya, kenaikan kepemilikan investor asing hanya 2,9%. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular