Harga Emas Bergerak Terbatas, Ini Penyebabnya

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
05 April 2019 09:56
Sentimen global yang masih campur aduk membuat pergerakan harga emas menjadi cenderung terbatas minggu ini.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia pada perdagangan hari Jumat (5/4/2019) pagi ini masih bervariasi.

Hingga pukul 09:45 WIB, harga emas kontrak Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) menguat 0,03% ke posisi US$ 1294,7/troy ounce setelah terkoreksi 0,08% Kamis kemarin (4/4/2019).

Adapun harga emas di pasar spot terkoreksi 0,14% ke level US$ 1290,36/troy ounce setelah naik 0,19% kemarin.

Selama sepekan harga emas di bursa COMEX dan spot melemah masing-masing sebesar 0,29% dan 0,12% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun rata-rata kenaikan harga keduanya tinggal sebesar 0,82%.



Sentimen global yang masih campur aduk membuat pergerakan harga emas menjadi cenderung terbatas minggu ini.

Kemarin, rilis data tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) bisa dibilang mengesankan. Jumlah penduduk yang melakukan klaim tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 30 Maret hanya sebesar 202.000 yang artinya turun sebesar 10.000 dibanding minggu sebelumnya.

Bahkan angka tersebut merupakan yang paling rendah dalam 49 tahun terakhir, tepatnya sejak Desember 1969. Konsensus yang dihimpun Reuters memprediksi angkanya meningkat hingga 216.000.

Kabar ini seakan makin mengonfirmasi keadaan perekonomian AS yang berangsur-angsur mulai pulih. Kemungkinan besar tingkat konsumsi juga akan terjaga.

Selain itu, aroma positif damai dagang AS-China juga semakin harum. Pada hari Kamis (4/4/2019) waktu setempat, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang dengan China sudah hampir selesai dan boleh jadi diumumkan sekitar empat pekan lagi.

"Perjanjian ini memiliki kesempatan yang sangat-sangat baik untuk terjadi. Saya rasa ini akan baik bagi kedua negara," kata Trump, dilansir dari Reuters. "Saya katakan kita akan tahu dalam empat pekan ke depan," kata Trump.

Kala kondisi perekonomian global makin kondusif, maka investor akan semakin bergairah untuk berinvestasi pada aset-aset berisiko. Emas yang seringkali hanya digunakan sebagai pelindung nilai pun berpeluang untuk ditinggalkan.

Akan tetapi, gonjang-ganjing Brexit yang masih belum mencapai titik temu masih menyisakan kekhawatiran pada benak pelaku pasar.

Setelah proposal Brexit yang diajukan oleh pemerintahan Perdana Menteri Theresa May kandas untuk yang ketiga kali minggu lalu, kini Inggris akan kembali merayu Uni Eropa untuk memberikan perpanjangan waktu (lagi).

Sedianya, karena tidak ada kesepakatan Brexit minggu lalu, Uni Eropa hanya memberikan waktu perpanjangan hingga tanggal 12 April.

Artinya, sebenarnya Negeri Ratu Elizabeth harus segera bergegas dari Uni Eropa tepat satu minggu lagi.

Entah rayuan Inggris masih akan berhasil kali ini, tapi Uni Eropa tampaknya sudah hampir kehilangan kesabaran.

"Jika ada kesepakatan di internal Inggris, proposal Brexit sudah disetujui, maka para pemimpin negara-negara Uni Eropa bisa saja memberikan tambahan waktu. Namun apabila parlemen masih menolak dan kabinet pun terbelah, maka para pemimpin Uni Eropa tentu akan bertanya. Apakah ini akhir dari perjalanan kita?" sebut seorang pejabat Uni Eropa, mengutip Reuters.

Para pemimpin negara-negara Uni Eropa dijadwalkan untuk menggelar pertemuan di Brussel pada tanggal 10 April mendatang untuk membahas kasus Brexit. Artinya, bila sampai tanggal 10 April belum ada perkembangan yang berarti di internal Inggris, kemungkinan tidak ada perpanjangan waktu lagi.

Bila sampai Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa adanya kesepakatan, analis memperkirakan perekonomian Inggris akan terkontraksi hingga 8%.

Dampaknya pun akan meluas. Perekonomian negara-negara mitra juga akan ikut melambat. Pasalnya Inggris merupakan negara dengan perekonomian terbesar ke-5 di dunia.

Dalam kondisi yang masih belum pasti seperti ini, investor masih berjaga-jaga untuk kemungkinan terburuk. Emas pun dilirik karena sifatnya yang sebagai pelindung nilai.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Emas, How High Can You Fly

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular