
Bursa Saham Asia Begitu 'Galau', Ini Penyebabnya
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 April 2019 15:08

Sayang, penguatan yang sudah signifikan membuat damai dagang AS-China menjadi tak terasa di bursa saham regional. Semenjak AS-China menggelar negosiasi dagang di Beijing pada tanggal 28 Maret kemarin, kinerja bursa saham regional memang sangat menggembirakan.
Kini, wajar jika pelaku pasar merealisasikan keuntungan yang sudah diraih, terlepas dari perkembangan negosiasi dagang yang masih positif.
Lebih lanjut, kekhawatiran bahwa perekonomian AS akan mengalami hard-landing pada tahun ini ikut memantik aksi jual di kawasan regional.
Kemarin, penciptaan lapangan kerja (di luar sektor pertanian) periode Maret 2019 versi ADP diumumkan sebanyak 129.000 saja, jauh di bawah konsensus yang sebanyak 184.000, seperti dilansir dari Forex Factory. Angka resmi penciptaan lapangan kerja AS baru akan diumumkan besok (5/4/2019).
Untuk periode Februari 2019, data resmi pemerintah AS menunjukkan bahwa hanya tercipta 20.000 lapangan kerja, jauh di bawah ekspektasi yang sebanyak 180.000, seperti dilansir dari Forex Factory.
Memang, lemahnya data ekonomi AS bisa berdampak positif kepada pasar saham lantaran berpotensi memaksa The Federal Reserve selaku bank sentral AS untuk setidaknya terus menahan tingkat suku bunga acuan pada tahun ini.
Namun, kalau data ekonomi AS terutama data yang penting seperti penciptaan lapangan kerja terus saja diumumkan jauh di bawah ekspektasi, yang akan mendominasi sentimen adalah ekspektasi bahwa perekonomian Negeri Paman Sam akan mengalami hard-landing pada tahun ini.
Guna bermain aman sembari menantikan rilis data resmi dari pemerintah AS, aksi jual di pasar saham dilakukan sedari saat ini oleh investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Kini, wajar jika pelaku pasar merealisasikan keuntungan yang sudah diraih, terlepas dari perkembangan negosiasi dagang yang masih positif.
Lebih lanjut, kekhawatiran bahwa perekonomian AS akan mengalami hard-landing pada tahun ini ikut memantik aksi jual di kawasan regional.
Untuk periode Februari 2019, data resmi pemerintah AS menunjukkan bahwa hanya tercipta 20.000 lapangan kerja, jauh di bawah ekspektasi yang sebanyak 180.000, seperti dilansir dari Forex Factory.
Memang, lemahnya data ekonomi AS bisa berdampak positif kepada pasar saham lantaran berpotensi memaksa The Federal Reserve selaku bank sentral AS untuk setidaknya terus menahan tingkat suku bunga acuan pada tahun ini.
Namun, kalau data ekonomi AS terutama data yang penting seperti penciptaan lapangan kerja terus saja diumumkan jauh di bawah ekspektasi, yang akan mendominasi sentimen adalah ekspektasi bahwa perekonomian Negeri Paman Sam akan mengalami hard-landing pada tahun ini.
Guna bermain aman sembari menantikan rilis data resmi dari pemerintah AS, aksi jual di pasar saham dilakukan sedari saat ini oleh investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Most Popular