Gapki: Ekspor Minyak Sawit RI Anjlok 11% di Februari 2019

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
02 April 2019 11:56
Ekspor minyak kelapa sawit RI secara keseluruhan turun lebih dari 11% di Februari 2019.
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor minyak kelapa sawit RI secara keseluruhan, termasuk di dalamnya minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya, biodiesel serta oleokimia, turun lebih dari 11% dari 3,25 juta ton di Januari 2019 menjadi 2,88 juta ton di Februari 2019 (month-to-month/mtm). Hal itu berimbas pada ekspor non-migas yang anjlok dalam laporan neraca dagang RI di Februari.

Rilis data terbaru Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (2/4/2019), mencatat penurunan volume ekspor itu antara lain disebabkan jumlah hari yang lebih pendek di Februari. Adapun ekspor CPO, minyak inti sawit (palm kernel oil/PKO) dan turunannya (di luar produk biodiesel dan oleokimia) juga mengalami penurunan 11% secara bulanan dari 3,1 juta ton menjadi 2,77 juta ton.

Gapki: Ekspor Minyak Sawit RI Anjlok 11% di Februari 2019Foto: Kelapa sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)


Ekspor CPO sendiri sepanjang Februari tercatat hanya sebanyak 852,30 ribu ton, dengan mayoritas adalah produk turunannya. Hal itu menunjukkan tingkat hilirisasi industri sawit yang semakin tinggi.

Negara-negara tujuan ekspor utama CPO RI dan produk turunannya yang mencatatkan penurunan permintaan secara signifikan di Februari (mtm) adalah Amerika Serikat -48%, Pakistan -41%, China -22%, negara-negara Afrika -16%, dan India -14,5%.

Sebaliknya, ekspor CPO dan produk turunannya ke Uni Eropa melesat 27% sepanjang Februari, di tengah kisruh dagang akibat rencana implementasi kebijakan Renewable Energy Directive II (RED II) dan aturan pelaksanaannya oleh Parlemen Eropa yang ingin menghapus secara bertahap penggunaan biofuel berbasis CPO. Ekspor ke Bangladesh juga naik 8%.



Harga rata-rata bulanan CPO global naik 5% secara mtm menjadi US$ 556,50 per metrik ton. Sepanjang Februari, harga CPO global bergerak di kisaran US$ 542,50/MT hingga US$ 572,50/MT. Naiknya harga didorong oleh berkurangnya stok minyak sawit di Indonesia, Malaysia dan juga minyak nabati lain di beberapa negara produsen.

Di akhir Februari, stok minyak sawit RI tercatat sebesar 2,50 juta ton atau turun 17% dibandingkan Januari (mtm) sebesar 3,02 juta ton. Hal itu diharapkan dapat melanjutkan tren penguatan harga CPO global yang tentunya berpengaruh positif pada harga jual tandan buah segar (TBS) di tingkat pekebun, khususnya pekebun rakyat.

Simak video terkait industri kelapa sawit RI di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Gapki: Produksi CPO RI Naik 5% di 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular