Damai Dagang Masih Ampuh, Bursa Saham Asia Kompak Menghijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 April 2019 09:10
Bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini.
Foto: Hong kong Market (AP Photo/Vincent Yu)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa (2/4/2019).

Indeks Nikkei naik 1,1%, indeks Shanghai juga naik 0,41%, indeks Hang Seng menguat 0,59%, indeks Straits Times naik 0,59%, dan indeks Kospi juga naik 0,41%.

Bursa saham regional berhasil kembali melaju di zona hijau setelah kemarin membukukan penguatan yang terbilang signifikan. Pada penutupan perdagangan Senin kemarin, indeks Nikkei menguat 1,43%, indeks Shanghai meroket 2,58%, indeks Hang Seng melejit 1,76%, indeks Straits Times terapresiasi 1,17%, dan indeks Kospi bertambah 1,29%.

Damai Dagang Masih Ampuh, Bursa Saham Asia Kompak MenghijauFoto: @Stevenmnuchin1

Optimisme terkait damai dagang AS-China terbukti masih ampuh mengerek kinerja bursa saham regional. Pada pekan ini, negosiasi dagang AS-China akan digelar di Washington setelah pekan lalu diadakan di Beijing.


Delegasi AS masih akan dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, sementara delegasi China tetap akan dikomandoi oleh Liu He yang merupakan Wakil Perdana Menteri.

Pascanegosiasi selama 2 hari itu, China memutuskan menunda kenaikan bea masuk atas produk otomotif dan suku cadang asal AS yang semestinya berlaku pada 2 April. Sejatinya, bea masuk atas produk tersebut akan naik dari 10% menjadi 25%, tetapi diputuskan ditunda.

"Langkah ini bertujuan untuk melanjutkan atmosfer positif dari perundingan kedua negara. Ini merupakan langkah konkret China untuk mendorong negosiasi perdagangan bilateral. Kami berharap AS bisa bekerja sama dengan China untuk mempercepat proses negosiasi dan mencapai tujuan menghapus ketegangan dagang," papar keterangan tertulis dari kantor Dewan Negara China, seperti dikutip dari Reuters.

Sejauh ini, perang dagang AS-China terlihat jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing. Di AS misalnya, kemarin penjualan barang-barang ritel periode Februari 2019 diumumkan terkontraksi sebesar 0,2% secara bulanan. Padahal, konsensus memperkirakan akan ada pertumbuhan sebesar 0,3%, seperti dilansir dari Forex Factory.

Jika kesepakatan dagang bisa dicapai, tentu perekonomian AS dan China, berikut perekonomian dunia, bisa dipacu untuk melaju lebih kencang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/tas) Next Article AS-China Teken Kesepakatan 15 Januari, Bursa Asia Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular