Analisis Teknikal

Hari Ini Tertekan Net Sell Asing, Bagaimana Tren IHSG Besok?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
01 April 2019 18:06
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan perdana di awal April ini (1/4/2019) ditutup melemah 0,25% ke level 6.453
Foto: Ilustrasi saham (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan perdana di awal April ini (1/4/2019) ditutup melemah 0,25% ke level 6.453. Bursa saham nasional kembali dibayangi aksi profit taking oleh para pelaku pasar.

IHSG didorong ke zona merah oleh sektor infrastruktur, sektor finansial dan sektor konsumer. Ketiganya menyumbang 23 poin pelemahan bagi IHSG.

Sebetulnya IHSG mendapat sentimen positif setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi yang terkendali. BPS mengumumkan inflasi bulanan periode Maret sebesar 0,11% MtM. Adapun inflasi umum secara tahunan pada periode yang sama sebesar 2,48% YoY.


Hanya saja, sentimen ini tak mampu menghijaukan IHSG. Sebagian pelaku pasar tampaknya cenderung menunggu atau wait and see melihat kondisi global khususnya dari Britania Raya terkait dengan sentimen keluarnya Inggris dari Uni Eropa. 

PM Inggris Theresa May kembali mengajukan proposal Brexit dan lagi-lagi digagalkan untuk ketiga kalinya oleh Parlemen Inggris dengan perbandingan suara 344-286.


Sikap menunggu tersebut terlihat dari nilai transaksi perdagangan yang di bawah rata-rata. IHSG hanya mencatatkan nilai transaksi harian Rp 7,7 triliun, sedangkan investor asing membubuhkan net sell Rp 7,12 miliar di pasar reguler.

Secara teknikal, IHSG masih menunjukkan tanda-tanda konsolidasi cenderung stagnan. Indeks kembali bergerak tipis di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).

IHSG Turun 0,25%, Investor Cenderung Wait and SeeSumber: Refinitiv

Terbentuknya pola lilin hitam pendek/short black candle pada grafik mengindikasikan IHSG cenderung meneruskan pola menyamping (sideways).

Ruang penguatan dan pelemahan bagi IHSG cukup terbuka, mengingat pergerakannya masih berada pada posisi netral jika mengacu pada indikator teknikal Stochastic Slow (SS) yang digunakan untuk mengukur tingkat kejenuhan pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular