Damai Dagang dan Intervensi BI Bikin Rupiah Menguat Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 March 2019 10:28
Damai Dagang dan Intervensi BI Bikin Rupiah Menguat Lagi
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini menguat tipis di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun menguat tipis di perdagangan pasar spot. 

Pada Jumat (29/3/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.244. Rupiah menguat 0,08% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Penguatan hari ini memutus rantai pelemahan rupiah dua kurs tengah BI dalam 2 hari terakhir. Selama periode tersebut, rupiah sudah melemah 0,59%. 

 

Sedangkan di pasar spot, rupiah juga mampu berbalik menguat. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.235. Rupiah menguat 0,01% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, apresiasi rupiah agak menebal. Pada pukul 10:19 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.230 di mana rupiah menguat 0,05%. 

Kala pembukaan pasar, rupiah memang menguat 0,01%. Namun kemudian rupiah langsung terpeleset ke zona merah dengan pelemahan terbatas. 

Kini rupiah berhasil kembali menyeberang ke zona merah. Semoga penguatan ini bisa bertahan sampai penutupan pasar, sebab kalau tidak maka rupiah resmi melemah 3 hari beruntun. 


Rupiah berhasil menyusul mayoritas mata uang utama Asia yang menguat di hadapan dolar AS. Yuan China menjadi mata uang terkuat di Asia, didorong oleh sentimen damai dagang dengan AS yang semakin mengemuka. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:19 WIB: 





(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Seperti yang sudah disinggung, damai dagang AS-China menjadi salah satu sentimen yang mewarnai pasar keuangan Asia. Kemarin, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer tiba di Beijing untuk melanjutkan dialog dagang dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He. 

Seorang sumber di lingkaran delegasi AS, seperti dikutip Reuters, mengungkapkan bahwa China telah melangkah lebih jauh dalam perundingan kali ini. Beijing kini sangat serius di bidang pelarangan kewajiban transfer teknologi. 

Dalam perundingan bulan lalu, Washington-Beijing sudah menyepakati perjanjian yang meliputi enam poin yaitu transfer teknologi dan pencurian siber, perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual, jasa keuangan, mata uang, pertanian, dan penghapusan hambatan non-tarif di bidang perdagangan. Namun sang sumber menyatakan perundingan kali ini berbeda. 

"Kalau Anda melihat teks bulan lalu dan membandingkan dengan yang sekarang, harus diakui bahwa kami sudah melangkah maju," tegasnya. 

Keseriusan China untuk berdamai dengan AS tentu membuat prospek damai dagang kedua negara semakin besar. Dengan terwujudnya damai dagang, maka arus perdagangan global akan membaik, investasi meningkat, konsumsi rumah tangga bertambah, dan hasilnya adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih solid. 


Sementara dari dalam negeri, rupiah juga ditopang oleh campur tangan BI. Mengutip Reuters, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan bahwa bank sentral akan membeli obligasi negara dalam jumlah tertentu untuk stabilisasi rupiah.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular