Duh, Pagi Ini Rupiah Jadi yang Paling Lemah di Seluruh Asia

Herdaru Purnomo & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 March 2019 09:56
Resesi Hampir Pasti Menghampiri AS
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Keyakinan pelaku pasar yang kian besar bahwa AS akan masuk ke dalam jurang resesi membuat dolar AS selaku safe haven menjadi primadona.

Ekspektasi yang kian besar bahwa Negeri Paman Sam akan mengalami resesi dapat dilihat dari imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 3 bulan yang semakin meninggalkan tenor 10 tahun. Pada perdagangan hari ini, yield tenor 3 bulan berada di level 2,4405%, sementara untuk tenor 10 tahun berada di level 2,3542%; ada selisih sebesar 8,6 bps.

Fenomena yang disebut sebagai inversi ini merupakan konfirmasi dari potensi datangnya resesi di AS. Pasalnya dalam 3 resesi terkahir yang terjadi di AS (1990, 2001, dan 2007), selalu terjadi inversi pada tenor 3 bulan dan 10 tahun yang sebelumnya didahului inversi pada tenor 3 dan 5 tahun. Berbicara mengenai inversi pada tenor 3 dan 5 tahun, hal ini sudah terjadi pada 3 Desember 2018 silam.

Untuk inversi tenor 3 bulan dan 10 tahun, hal ini pertama kali terjadi pada 22 Maret dengan nilai sebesar 0,7 bps.

Inversi yang semakin parah tersebut (yield tenor 3 bulan semakin meninggalkan yield tenor 10 tahun) mengindikasikan bahwa pelaku pasar kian yakin AS akan masuk ke dalam jurang resesi.

Kala perekonomian AS mengalami resesi, tentu negara-negara Asia termasuk Indonesia akan merasakan dampaknya. Akibatnya, mata uang negara-negara Asia (termasuk rupiah) mengalami tekanan jual seperti yang kita lihat saat ini.

Sejatinya, AS menjadi pihak yang paling dirugikan ketika resesi terjadi disana. Namun, mengingat kini resesi belum benar-benar terjadi, dolar AS selaku safe haven masih diburu oleh investor. (ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular