Harga Batu Bara Rebound, Mampukah Berlanjut?

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
28 March 2019 08:59
Harga batu bara Newcastle kontrak Maret pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (27/3/2019) kembali menguat 0,3% ke posisi US$ 93,5/metrik ton
Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara Newcastle kontrak Maret pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (27/3/2019) kembali menguat 0,3% ke posisi US$ 93,5/metrik ton, setelah amblas 0,4% pada perdagangan Selasa (25/3/2019).

Selama sepekan, harga batu bara turun sebesar 0,05% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harganya juga tercatat melemah 8,38%.



Meski rebound, harga batu bara masih tetap bergerak di level yang rendah. Ini menandakan belum ada faktor fundamental yang cukup kuat yang dapat memberi dorongan ke atas.

Meningkatnya pasokan batu bara lokal di China disinyalir masih terus membebani harga di pasar batu bara dunia.

Setelah ditutup selama hampir satu bulan penuh, tambang-tambang batu bara di wilayah Shaanxi, China sudah kembali beroperasi. Tentunya hal ini akan membuat pasokan meningkat dalam waktu dekat.

Apalagi diketahui bahwa wilayah Shaanxi merupakan daerah penghasil batu bara terbesar ke-3 di Negeri Tirai Bambu.

Pembatasan impor batu bara asal Australia yang dilakukan oleh bea cukai China di sejumlah pelabuhan utama juga membuat aliran perdagangan batu bara global menjadi terhambat.

Pasalnya, importir di China jadi cenderung enggan membeli batu bara Australia. Sudah tentu hambatan ini membuat pasokan batu bara Australia membanjiri pasar karena kurang serapan.

Sebagai informasi, Australia merupakan negara eksportir batu bara terbesar di dunia. Sedangkan China konsumen terbesarnya.

Dalam kondisi seperti ini, analis Wood Mackenzie Asia-Pasific, Rory Simington memprediksi permintaan batu bara asal Indonesia akan meningkat di China.

Menurut Simington, gejala peningkatan permintaan untuk batu bara asal Indonesia sudah bisa terlihat. Dalam sebuah catatan, Wood Mackenzie mengatakan bahwa harga batu bara Indonesia dengan kalori 4.200 GAR telah meningkat US$ 10/ton sejak Januari.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular