Draghi Abaikan Resesi, Euro Balik Tekan Dolar

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 March 2019 17:43
Mata uang euro yang tertekan sepanjang perdagangan sesi Asia Rabu (27/3/19) kini berbalik menguat terhadap dolar di perdagangan sesi Eropa.
Foto: Mata uang Euro (REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro yang tertekan sepanjang perdagangan sesi Asia Rabu (27/3/19) kini berbalik menguat terhadap dolar di perdagangan sesi Eropa. Gubernur European Central Bank (ECB) yang tidak terlalu dovish membuat mata uang 19 negara ini berbalik menekan dolar.

Pada pukul 16:54 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1283, menjauhi level terendah harian US$ 1,1246.

Berbeda dengan tiga pekan lalu ketika pernyataannya membuat kurs euro anjlok ke level terendah 20 bulan, kini statement Draghi membuat euro menguat.

Draghi yang berbicara di Frankfurt pada pukul 15:00 WIB lalu mengatakan pelambatan pertumbuhan ekonomi di Zona Euro terlihat sementara, dan tidak berarti akan mengalami resesi yang serius.

Mengutip CNBC Internasional, Draghi mengatakan sejak 1970 Zona Euro mengalami 50 kali pelambatan ekonomi, dan hanya empat kali mengalami resesi. Draghi juga mengatakan kondisi ekonomi saat ini juga serupa dengan tahun 2016 ketika pertumbuhan ekonomi melambat yang dipicu kontraksi perdagangan secara global.

Mengenai suku bunga, bankir asal Italia ini kembali menegaskan akan menunda kenaikan suku bunga acuan 0,00% jika diperlukan untuk membantu perekonomian.

Suku bunga 0,00% ECB kini telah ditahan dalam dua tahun. Tepat Maret 2016 lalu, ECB memangkas suku bunga acuannya menjadi 0,00% dari sebelumnya sebesar 0,05%. Bahkan jika melihat lebih ke belakang ECB telah menerapkan suku bunga rendah sejak tahun 2011, ketika Zona Euro mengalami krisis finansial.

Suku bunga rendah diterapkan untuk memacu perekonomian serta menaikkan inflasi dengan target sebesar 2,0%.Inflasi yang diukur dari indeks harga konsumen di Zona Euro terus menurun di tahun ini setelah sempat mencapai level 2,2% pada bulan Oktober 2018. Data terakhir menunjukkan inflasi di blok 19 negara tersebut sebesar 1,5% di bulan Februari tahun ini.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Jelang Pidato Mario Draghi, Kurs Euro Jeblok Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular