
Selepas Diterpa Sell-Off, IHSG Dibuka Menguat 0,46%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 March 2019 09:31

Kekhawatiran terkait datangnya resesi di AS jelas terlihat dari aktivitas investor asing. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 10,3 miliar di pasar reguler.
Sebagai negara dengan nilai perekonomian di dunia, tentu resesi di AS akan secara signifikan menghantam perekonomian negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Resesi di AS terakhir kali terjadi pada tahun 2007 hingga 2009. Pada tahun 2007, ekonomi AS hanya tumbuh sebesar 1,88%, jauh melambat dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,85%. Pada tahun 2008 dan 2009, perekonomian AS terkontraksi masing-masing sebesar 0,14% dan 2,54%.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia melandai ke level 6,01% pada tahun 2008, dari yang sebelumnya 6,35% pada tahun 2007, sebelum kemudian melandai lagi ke level 4,63% pada tahun 2009.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor non-migas Indonesia ke AS sepanjang 2018 mencapai US$ 17,67 miliar. AS menduduki peringkat kedua sebagai pangsa pasar ekspor non-migas terbesar setelah China.
Saat AS mengalami resesi, maka permintaan atas produk-produk buatan Indonesia akan berkurang karena memang aktivitas ekonomi di sana lesu. Penurunan ekspor ke AS akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan yang pada akhirnya menekan laju pertumbuhan ekonomi.
Jika nilai jual bersih investor asing bertambah besar, bukan tak mungkin IHSG kembali berakhir di zona merah atau setidaknya menipiskan penguatan yang sejauh ini sudah diraih.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Sebagai negara dengan nilai perekonomian di dunia, tentu resesi di AS akan secara signifikan menghantam perekonomian negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Resesi di AS terakhir kali terjadi pada tahun 2007 hingga 2009. Pada tahun 2007, ekonomi AS hanya tumbuh sebesar 1,88%, jauh melambat dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,85%. Pada tahun 2008 dan 2009, perekonomian AS terkontraksi masing-masing sebesar 0,14% dan 2,54%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor non-migas Indonesia ke AS sepanjang 2018 mencapai US$ 17,67 miliar. AS menduduki peringkat kedua sebagai pangsa pasar ekspor non-migas terbesar setelah China.
Saat AS mengalami resesi, maka permintaan atas produk-produk buatan Indonesia akan berkurang karena memang aktivitas ekonomi di sana lesu. Penurunan ekspor ke AS akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia secara keseluruhan yang pada akhirnya menekan laju pertumbuhan ekonomi.
Jika nilai jual bersih investor asing bertambah besar, bukan tak mungkin IHSG kembali berakhir di zona merah atau setidaknya menipiskan penguatan yang sejauh ini sudah diraih.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Pages
Most Popular