
Bursa Singapura Masih Bergairah, Dibuka Menguat 0,15%
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 March 2019 08:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Straits Times (STI) dibuka menguat 0,15% ke level 3.218,52. Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 13 saham mencatatkan kenaikan harga, 6 saham melemah, sementara 11 saham tak mencatatkan perubahan harga.
Bursa saham acuan Singapura bergembira, setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), akhirnya memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di kisaran 2,25-2,5%. Tidak hanya itu, The Fed juga memangkas proyeksi kenaikan suku bunga untuk tahun ini.
Pelaku pasar pun menghembuskan nafas lega. Satu faktor risiko sudah bisa dicoret dari daftar yaitu arah kebijakan moneter Negeri Paman Sam. Sikap (stance) posisi The Fed yang kalem alias dovish membuat dolar AS sulit menguat tajam seperti tahun lalu, sehingga mata uang negara lain punya ruang untuk menguat, termasuk negeri Singa
Namun, penguatan Singapura nampaknya masih dibatasi oleh kekhawatiran kelanjutan negosiasi dagang antara AS-China, karena hingga detik ini masih terdapat ketakutan China akan mundur dari kesepakatan. Jika perang dagang terekskalasi akan memberikan dampak besar bagi perekonomian Singapura.
Melansir dari Straits Times, Singapura adalah salah satu negara yang rentan terhadap perlambatan ekonomi di China karena perekonomian negaranya yang berpusat sebagai international-hub atau pusat perdagangan komoditas, logistic dan perdagangan internasional.
Alhasil penurunan permintaan Tiongkok akan komoditas regional Asia akan berdampak pada melemahnya arus barang yang melewati Singapura.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi yang dijadwalkan di Singapura
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Kinerja IHSG vs Straits Times Singapura, Siapa Jawaranya?
Bursa saham acuan Singapura bergembira, setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), akhirnya memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di kisaran 2,25-2,5%. Tidak hanya itu, The Fed juga memangkas proyeksi kenaikan suku bunga untuk tahun ini.
Pelaku pasar pun menghembuskan nafas lega. Satu faktor risiko sudah bisa dicoret dari daftar yaitu arah kebijakan moneter Negeri Paman Sam. Sikap (stance) posisi The Fed yang kalem alias dovish membuat dolar AS sulit menguat tajam seperti tahun lalu, sehingga mata uang negara lain punya ruang untuk menguat, termasuk negeri Singa
Melansir dari Straits Times, Singapura adalah salah satu negara yang rentan terhadap perlambatan ekonomi di China karena perekonomian negaranya yang berpusat sebagai international-hub atau pusat perdagangan komoditas, logistic dan perdagangan internasional.
Alhasil penurunan permintaan Tiongkok akan komoditas regional Asia akan berdampak pada melemahnya arus barang yang melewati Singapura.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi yang dijadwalkan di Singapura
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Kinerja IHSG vs Straits Times Singapura, Siapa Jawaranya?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular