
Satu Mata Uang Asia yang Gagal Ditaklukkan Dolar AS: Rupiah!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 March 2019 12:30

Apa yang membuat rupiah begitu standout? Setidaknya ada dua alasan.
Pertama, rupiah sudah melemah lumayan tajam akhir-akhir ini. Sejak akhir Februari hingga 6 Maret, rupiah terdepresiasi 4,53%.
Ini membuat rupiah memiliki peluang untuk mengalami technical rebound. Rupiah yang sudah murah sedikit banyak menarik minat investor untuk mengoleksi mata uang Tanah Air.
Kedua, perkembangan harga minyak menjadi sentimen positif bagi rupiah. Pada pukul 12:14 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet terkoreksi masing-masing 0,09% dan 0,2%.
Bagi rupiah, penurunan harga minyak adalah berkah. Indonesia merupakan negara net importir minyak, yang mau tidak mau harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena produksi belum memadai.
Ketika harga minyak turun, maka biaya impor komoditas ini akan lebih murah. Devisa yang 'terbakar' untuk keperluan impor menjadi lebih sedikit sehingga mengurangi tekanan di transaksi berjalan (current account). Rupiah pun punya kesempatan untuk menguat karena fondasi yang lebih kokoh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pertama, rupiah sudah melemah lumayan tajam akhir-akhir ini. Sejak akhir Februari hingga 6 Maret, rupiah terdepresiasi 4,53%.
Ini membuat rupiah memiliki peluang untuk mengalami technical rebound. Rupiah yang sudah murah sedikit banyak menarik minat investor untuk mengoleksi mata uang Tanah Air.
Bagi rupiah, penurunan harga minyak adalah berkah. Indonesia merupakan negara net importir minyak, yang mau tidak mau harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena produksi belum memadai.
Ketika harga minyak turun, maka biaya impor komoditas ini akan lebih murah. Devisa yang 'terbakar' untuk keperluan impor menjadi lebih sedikit sehingga mengurangi tekanan di transaksi berjalan (current account). Rupiah pun punya kesempatan untuk menguat karena fondasi yang lebih kokoh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular