
Analisis Teknikal
Hari Ini Rupiah Benar-benar Strong Lawan Dolar AS
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
20 March 2019 12:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat di buka stagnan rupiah kembali bangkit dan meneruskan penguatan pada perdagangan pagi di pasar spot, Rabu (20/3/2019). Hingga pukul 11:38 WIB, rupiah menguat 0,11% pada posisi Rp 14.210/US$.
Rupiah terlihat cenderung bergerak dalam beberapa hari ke depan, hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
Secara tren jangka pendek rupiah cenderung menguat. Ruang penguatannya berpotensi semakin terbatas ketika mendekati level 14.140/$AS, level tersebut merupakan level penahan pelemahannya (support).
Ruang penguatan rupiah secara momentum cukup terbuka karena belum memasuki wilayah jenuh belinya (overbought), di lihat dari indikator teknikal Stochastic slow (SS).
Rupiah setelah sempat tertekan mulai berbalik menguat setelah data neraca dagang nasional bulan Februari diumumkan mengalami surplus US$ 330 juta.
Penguatan rupiah juga terbantu masuknya dana-dana asing ke pasar keuangan nasional. Secara tahun berjalan, dana asing yang masuk ke pasar obligasi sekitar Rp 43 triliun. Jika di tambah dengan dana asing yang masuk pasar saham yang mencapai Rp 10 triliun, maka sudah lebih dari Rp 53 triliun.
Sentimen lain yang mendukung laju rupiah berasal dari Amerika Serikat (AS). Rapat bulanan komite kebijakan Bank Sentral Negeri Paman Sam (Federal Open Market Committee/FOMC) akan mengumumkan kebijakan suku bunga negeri adi daya tersebut.
Suku bunga acuan diperkirakan bertahan di 2,25-2,5% dengan probabilitas mencapai 98,7% menurut CME Fedwatch. Pelaku pasar akan menantikan pengumuman berikutnya yaitu pembacaan terkini mengenai prospek perekonomian AS dan arah kebijakan moneter The Fed ke depan.
(yam/hps) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Rupiah terlihat cenderung bergerak dalam beberapa hari ke depan, hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
![]() |
Ruang penguatan rupiah secara momentum cukup terbuka karena belum memasuki wilayah jenuh belinya (overbought), di lihat dari indikator teknikal Stochastic slow (SS).
Penguatan rupiah juga terbantu masuknya dana-dana asing ke pasar keuangan nasional. Secara tahun berjalan, dana asing yang masuk ke pasar obligasi sekitar Rp 43 triliun. Jika di tambah dengan dana asing yang masuk pasar saham yang mencapai Rp 10 triliun, maka sudah lebih dari Rp 53 triliun.
Sentimen lain yang mendukung laju rupiah berasal dari Amerika Serikat (AS). Rapat bulanan komite kebijakan Bank Sentral Negeri Paman Sam (Federal Open Market Committee/FOMC) akan mengumumkan kebijakan suku bunga negeri adi daya tersebut.
Suku bunga acuan diperkirakan bertahan di 2,25-2,5% dengan probabilitas mencapai 98,7% menurut CME Fedwatch. Pelaku pasar akan menantikan pengumuman berikutnya yaitu pembacaan terkini mengenai prospek perekonomian AS dan arah kebijakan moneter The Fed ke depan.
(yam/hps) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Most Popular