
Ekonomi China Belum Pulih, Harga Batu Bara Tergerus
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
18 March 2019 08:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara Newcastle kontrak Maret pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu (15/3/2019) amblas 0,8% ke posisi US$ 93,85/metrik ton, setelah menguat 0,1% sehari sebelumnya.
Selama sepekan, harga batu bara turun sebesar 1,73% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harganya juga tercatat melemah 8,04%.
Perlambatan ekonomi global masih terus menjadi dalang pelemahan harga batu bara.
Sebelumnya, impor batu bara China pada bulan Februari tercatat hanya turun sebesar 15,6% YoY menjadi 17,6 juta ton. Meskipun memang ada faktor dari libur Hari Raya Imlek, namun lebih rendah ketimbang ekspektasi pasar.
Selain itu, impor bijih besi China periode Februari juga turun ke posisi terendah sejak 10 bulan, menandakan gairah industri manufaktur Negeri Panda masih terbilang lesu. Selain itu, impor bijih besi juga akan mempengaruhi impor batu bara kokas karena merupakan unsur penting dalam industri baja.
Pada pagi hari ini, Jepang yang merupakan salah satu importir batu bara terbesar kawasan Asia mencatatkan penurunan volume impor batu bara sebesar 4% YoY pada periode bulan Februari.
Hal ini semakin menandakan bahwa permintaan batu bara akan terkikis seiring dengan perlambatan aktivitas ekonomi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Selama sepekan, harga batu bara turun sebesar 1,73% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harganya juga tercatat melemah 8,04%.
Sebelumnya, impor batu bara China pada bulan Februari tercatat hanya turun sebesar 15,6% YoY menjadi 17,6 juta ton. Meskipun memang ada faktor dari libur Hari Raya Imlek, namun lebih rendah ketimbang ekspektasi pasar.
Selain itu, impor bijih besi China periode Februari juga turun ke posisi terendah sejak 10 bulan, menandakan gairah industri manufaktur Negeri Panda masih terbilang lesu. Selain itu, impor bijih besi juga akan mempengaruhi impor batu bara kokas karena merupakan unsur penting dalam industri baja.
Pada pagi hari ini, Jepang yang merupakan salah satu importir batu bara terbesar kawasan Asia mencatatkan penurunan volume impor batu bara sebesar 4% YoY pada periode bulan Februari.
Hal ini semakin menandakan bahwa permintaan batu bara akan terkikis seiring dengan perlambatan aktivitas ekonomi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular