
Optimistis Permintaan Masih Naik, Harga Batu Bara Rebound
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
15 March 2019 17:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara Newcastle kontrak Maret pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (14/3/2019) menguat terbatas 0,1% ke posisi US$ 94,6/metrik ton, setelah melemah 0,6% sehari sebelumnya.
Selama sepekan, harga batu bara turun sebesar 3,07% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harganya juga tercatat melemah 7,3%.
Tampaknya investor kembali optimis akan permintaan batu bara China masih akan tumbuh. Pasalnya, ternyata impor minyak mentah yang dilakukan oleh China sepanjang Januari-Februari 2019 masih bisa membukukan peningkatan sebesar 6,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Memang, data produksi industri China periode Januari-Februari 2019 tercatat tumbuh 5,3% yang mana merupakan pertumbuhan paling lambat sejak 2002. Namun, pertumbuhan produksi industri manufakturnya masih membukukan kenaikan menjadi 5,6%, dari yang sebesar 5,5% pada tahun sebelumnya.
Ini menandakan bahwa aktivitas industri dan ekonomi di Negeri Panda masih bisa tumbuh ditengah perlambatan ekonomi yang cukup dalam. Meskipun tumbuhnya tidak fantastis, setidaknya tidak jatuh lebih dalam seperti yang diperkirakan
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2018 adalah sebesar 6,6%, yang merupakan pertumbuhan yang paling lambat sejak 1990.
Bagusnya lagi, di tahun 2018, saat perang dagang Amerika Serikat (AS)-China sedang hangat-hangatnya, ternyata konsumsi batu bara Negeri Tirai Bambu juga masih bisa meningkat 1 %.
Dengan adanya optimisme damai dagang AS-China yang disebut-sebut akan terwujud tidak lama lagi, pelaku pasar percaya bahwa aktivitas ekonomi China bisa kembali bergairah.
China yang merupakan konsumen utama batu bara dunia sudah tentu akan memperngaruhi pergerakan harga di pasar global. Lebih dari separuh konsumsi baru bara dunia dipegang oleh China.
Alhasil, harga batu bara thermal di bursa Zhengzhou Commodity Exchange kontrak Mei kembali naik 0,5% ke posisi CNY 595,6/ton hari ini (15/3/2019), setelah juga menguat 0,8% kemarin (14/3/2019).
Selain itu, impor batu bara oleh pembangkit listrik di India pada 10 bulan pertama tahun fiskal 2018-2019 (April 2019-Januari 2019) juga tercatat meningkat sebesar 4,6% menjadi 47,96 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya, mengutip The Economic Times.
Layaknya China, India juga memegang peranan penting di pasar batu bara global (seaborne coal). Sebab, Negeri Bollywood merupakan salah satu importir batu bara terbesar di dunia.
(taa/gus) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Selama sepekan, harga batu bara turun sebesar 3,07% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harganya juga tercatat melemah 7,3%.
Memang, data produksi industri China periode Januari-Februari 2019 tercatat tumbuh 5,3% yang mana merupakan pertumbuhan paling lambat sejak 2002. Namun, pertumbuhan produksi industri manufakturnya masih membukukan kenaikan menjadi 5,6%, dari yang sebesar 5,5% pada tahun sebelumnya.
Ini menandakan bahwa aktivitas industri dan ekonomi di Negeri Panda masih bisa tumbuh ditengah perlambatan ekonomi yang cukup dalam. Meskipun tumbuhnya tidak fantastis, setidaknya tidak jatuh lebih dalam seperti yang diperkirakan
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2018 adalah sebesar 6,6%, yang merupakan pertumbuhan yang paling lambat sejak 1990.
Bagusnya lagi, di tahun 2018, saat perang dagang Amerika Serikat (AS)-China sedang hangat-hangatnya, ternyata konsumsi batu bara Negeri Tirai Bambu juga masih bisa meningkat 1 %.
Dengan adanya optimisme damai dagang AS-China yang disebut-sebut akan terwujud tidak lama lagi, pelaku pasar percaya bahwa aktivitas ekonomi China bisa kembali bergairah.
China yang merupakan konsumen utama batu bara dunia sudah tentu akan memperngaruhi pergerakan harga di pasar global. Lebih dari separuh konsumsi baru bara dunia dipegang oleh China.
Alhasil, harga batu bara thermal di bursa Zhengzhou Commodity Exchange kontrak Mei kembali naik 0,5% ke posisi CNY 595,6/ton hari ini (15/3/2019), setelah juga menguat 0,8% kemarin (14/3/2019).
Selain itu, impor batu bara oleh pembangkit listrik di India pada 10 bulan pertama tahun fiskal 2018-2019 (April 2019-Januari 2019) juga tercatat meningkat sebesar 4,6% menjadi 47,96 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya, mengutip The Economic Times.
Layaknya China, India juga memegang peranan penting di pasar batu bara global (seaborne coal). Sebab, Negeri Bollywood merupakan salah satu importir batu bara terbesar di dunia.
Sebagai informasi, batu bara Newcastle memiliki kalori 6.000 kcal/kg sedangkan batu bara Zhengzhou memiliki kalori 5.500 kcal/kg.
TIM RISET CNBC INDONESIA
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/gus) Next Article Telisik Penyebab Harga Batu Bara Tak Lagi Membara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular