
Pelemahan Rupiah Tinggal 0,02%, Jangan Menyerah!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 March 2019 14:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang masih melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Namun depresiasi rupiah terus menipis.
Pada Jumat (15/2/2019) pukul 14:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.275. Rupiah melemah 0,09% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah berkurang lagi. Pada pukul 14:27 WIB, US$ 1 ditransaksikan Rp 14.265 di mana rupiah masih melemah tetapi tinggal 0,02%.
Perlahan tetapi pasti rupiah mulai menikmati berbagai sentimen positif baik di dalam maupun luar negeri. Dari dalam negeri, ada berita positif berupa rilis neraca perdagangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Februari 2019 surplus US$ 330 juta. Jauh lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan defisit US$ 841 juta.
Data ini memberi harapan transaksi berjalan (current account) kuartal I-2019 bisa membaik. Ada peluang defisit transaksi berjalan tidak sedalam kuartal sebelumnya yang mencapai 3,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit transaksi berjalan yang membaik tentunya positif bagi rupiah. Mata uang Tanah Air akan ditopang oleh devisa yang lebih baik sehingga punya lebih banyak ruang untuk menguat.
Kemudian data ekonomi terbaru di China juga lumayan oke. Rata-rata harga rumah baru di Negeri Tirai Bambu pada Februari 2019 naik 10,4% year-on-year (YoY), lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 10% YoY. Kenaikan pada Februari menjadi terbaik sejak Mei 2017.
Ini menandakan ekonomi Negeri Panda masih menyimpan kekuatan, konsumsi masyarakat masih bergeliat. Risiko China mengalami hard landing sepertinya semakin kecil.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada Jumat (15/2/2019) pukul 14:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.275. Rupiah melemah 0,09% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah berkurang lagi. Pada pukul 14:27 WIB, US$ 1 ditransaksikan Rp 14.265 di mana rupiah masih melemah tetapi tinggal 0,02%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Februari 2019 surplus US$ 330 juta. Jauh lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan defisit US$ 841 juta.
Data ini memberi harapan transaksi berjalan (current account) kuartal I-2019 bisa membaik. Ada peluang defisit transaksi berjalan tidak sedalam kuartal sebelumnya yang mencapai 3,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit transaksi berjalan yang membaik tentunya positif bagi rupiah. Mata uang Tanah Air akan ditopang oleh devisa yang lebih baik sehingga punya lebih banyak ruang untuk menguat.
Kemudian data ekonomi terbaru di China juga lumayan oke. Rata-rata harga rumah baru di Negeri Tirai Bambu pada Februari 2019 naik 10,4% year-on-year (YoY), lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 10% YoY. Kenaikan pada Februari menjadi terbaik sejak Mei 2017.
Ini menandakan ekonomi Negeri Panda masih menyimpan kekuatan, konsumsi masyarakat masih bergeliat. Risiko China mengalami hard landing sepertinya semakin kecil.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Dolar AS Sedang Rapuh
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular