No-Deal Brexit Ditolak & Data Ekonomi China Oke, IHSG Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 March 2019 09:49
Pada pukul 9:31 WIB, IHSG menguat 0,07% ke level 6.382,28.
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis 0,04% ke level 6.374,92. Pada pukul 9:31 WIB, penguatan IHSG bertambah menjadi 0,07% ke level 6.382,28.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat: indeks Nikkei naik 0,62%, indeks Hang Seng naik 0,26%, dan indeks Kospi naik 0,19%.

Perkembangan terkait dengan perceraian Inggris-Uni Eropa (Brexit) yang kondusif membuat saham-saham di Benua Kuning menjadi incaran investor. Kemarin (13/3/2019) waktu setempat, parlemen Inggris menolak opsi No-Deal Brexit. Dalam pemungutan suara, sebanyak 321 anggota parlemen menolak opsi perpisahan secara kasar tersebut, sementara sebanyak 278 memberikan dukungannya.

Pada perdagangan kemarin, pelaku pasar saham kawasan Asia dibuat bermain defensif sembari menantikan hasil pemungutan suara tersebut. Hal ini sejatinya wajar. No-Deal Brexit akan membuat aktivitas ekspor-impor Inggris tertekan lantaran terkena tarif yang lebih mahal.

Mengingat Inggris merupakan salah satu negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, tentulah tekanan bagi perekonomian Inggris akan mempengaruhi perekonomian dunia.

Pada hari ini waktu setempat, parlemen Inggris akan kembali melakukan pemungutan suara untuk opsi memundurkan tanggal resmi Brexit yang saat ini dijadwalkan pada 29 Maret.

Lebih lanjut, data ekonomi China yang terbilang oke ikut membangkitkan optimisme investor. Pada hari ini, investasi riil periode Januari-Februari 2019 diumumkan tumbuh 6,1% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, seperti dilansir dari Trading Economics. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 6%.

Kemudian, penjualan barang-barang ritel periode Januari-Februari 2019 tumbuh sebesar 8,2% YoY, di atas konsensus yang sebesar 8,1% YoY, juga dilansir dari Trading Economics.

Rilis data tersebut memberikan kelegaan bagi investor. Pasalnya, tekanan terhadap perekonomian China terbukti tak sebesar perkiraan sebelumnya. Belum lama ini, ekspor China periode Februari 2019 diumumkan terkontraksi sebesar 20,7% secara tahunan, jauh lebih dalam dibandingkan konsensus yang hanya memperkirakan penurunan sebesar 4,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Sementara itu, impor turun hingga 5,2%, juga lebih dalam dari ekspektasi yakni penurunan sebesar 1,4%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/hps) Next Article Jelang Musim Laporan Keuangan, Ini Emiten Yang Mulai Diborong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular