Sentimen Luar & Dalam Negeri Mendukung, IHSG ke Zona Hijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 March 2019 09:51
Sentimen Luar & Dalam Negeri Mendukung, IHSG ke Zona Hijau
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan penguatan sebesar 0,46%. Pada pukul 9:37 WIB, penguatan IHSG menipis menjadi 0,27% ke level 6.383,65.

Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,7%, indeks Shanghai naik 1,45%, indeks Hang Seng naik 1,07%, indeks Straits Times naik 0,93%, dan indeks Kospi naik 0,74%.

Sentimen dari luar dan dalam negeri memang mendukung bagi bursa saham tanah air. Dari sisi eksternal, ada kelegaan yang dirasakan pelaku pasar terkait dengan perekonomian AS. Nampaknya, perekonomian Negeri Paman Sam tak akan mengalami hard landing pada tahun ini.

Kemarin (11/3/2019), penjualan barang-barang ritel periode Februari 2019 diumumkan tumbuh sebesar 0,2% MoM, mengalahkan konsensus yang memperkirakan tidak ada perubahan, seperti dilansir dari Forex Factory.

Sebelumnya, kekhawatiran mengenai hard landing pada perekonomian AS timbul pasca penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Februari diumumkan sebanyak 20.000 saja, sangat jauh di bawah konsensus yang sebanyak 180.000, seperti dilansir dari Forex Factory. Penciptaan lapangan kerja pada bulan lalu menjadi yang terendah sejak September 2017.

Lebih lanjut, perkembangan terkait dengan proses perceraian Inggris dan Uni Eropa (Brexit) yang menggembirakan ikut menambah optimisme investor bursa saham tanah air. Perdana Menteri Inggris Theresa May telah berhasil mengamankan revisi kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa, seperti dilansir dari Bloomberg.

Revisi yang dimaksud akan memberikan jaminan bahwa klausul backstop, jika diaktifkan, tak akan berlaku selamanya. Pada intinya, backstop merupakan klausul yang akan diimplementasikan jika Inggris dan Uni Eropa tak bisa menyepakati kesepakatan dagang dalam masa transisi selama 21 bulan setelah Brexit resmi dimulai pada Maret 2019.

Backstop dibuat untuk mencegah adanya hard border antara Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris) dan Irlandia (yang merupakan anggota Uni Eropa).

Backstop sebelumnya menjadi masalah lantaran ada ketidakjelasan mengenai implementasinya. Bisa saja itu diterapkan selamanya walau nanti Inggris-Uni Eropa berhasil menyepakati kesepakatan dagang.

Dengan revisi yang kini telah disepakati May dan Uni Eropa, ada harapan bahwa kesepakatan Brexit yang diajukan bisa diterima oleh parlemen, setelah sempat ditolak mentah-mentah beberapa waktu yang lalu. Dari dalam negeri, kabar gembira datang dari rilis Survei Penjualan Eceran periode Januari 2019 oleh Bank Indonesia (BI). Sepanjang bulan Januari, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 9,4% YoY, jauh di atas capaian periode yang sama tahun lalu yakni pertumbuhan sebesar 3,7% YoY saja.

Lebih lanjut, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Februari 2019 berada di level 15,8% YoY, juga mengalahkan capaian periode yang sama tahun lalu yang sebesar 9,5% YoY.

Data tersebut menunjukkan kuatnya daya beli masyarakat Indonesia. Akibatnya, saham-saham barang konsumsi pun menjadi incaran investor. Hingga berita ini diturunkan, indeks sektor barang konsumsi membukukan penguatan sebesar 0,3%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular