Rupiah Kini Terbaik Ketiga Asia, Pakai Obat Apa?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 March 2019 12:38
Rupiah Kini Terbaik Ketiga Asia, Pakai Obat Apa?
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil berbalik menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Dolar AS berhasil ditekan ke bawah Rp 14.300. 

Pada Senin (11/3/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.285. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Kala pembukaan pasar spot, rupiah sebenarnya tidak melemah. Namun tidak menguat juga karena dolar AS berada di Rp 14.305, stagnan saja. 

Selepas itu, rupiah tergelincir ke zona merah. Depresiasi rupiah sempat menyentuh 0,2% dan dolar AS nyaman di kisaran Rp 14.300. 


Akan tetapi kemudian rupiah terus menipiskan pelemahannya. Hingga jelang tengah hari ini rupiah berhasil mentas dari zona merah, menyeberang ke zona hijau, dan dolar AS didorong ke bawah Rp 14.300. 



Rupiah yang sempat menjadi mata uang terlemah di Asia kini melompat ke jajaran elit. Apresiasi 0,14%, membawa rupiah ke posisi tiga di klasemen mata uang utama Asia. Rupiah hanya kalah dari baht Thailand dan peso Filipina. 


Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang Asia pada pukul 12:14 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Rupiah berhasil menguat karena memang mata uang Tanah Air sudah terlalu lama melemah. Harap maklum, rupiah sudah melemah tajam akhir-akhir ini. Sepanjang pekan lalu, rupiah amblas 1,38% terhadap dolar AS dan menjadi mata uang terlemah di Asia. 


Depresiasi yang ugal-ugalan ini membuat rupiah menjadi menarik, karena harganya sudah murah. Investor pun kembali melirik mata uang Tanah Air, permintaan meningkat, dan nilainya menguat.

Selain itu, campur tangan Bank Indonesia juga sepertinya membantu rupiah. Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, mengatakan bank sentral terus menjaga likuiditas sehingga tidak terjadi keketatan di pasar.


Faktor eksternal juga turut membantu rupiah. Harapan damai dagang AS-China kembali menyeruak dan membuat pelaku pasar bersorak. 

Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengungkapkan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China X Jinping kemungkinan akan bertemu pada akhir bulan ini atau April. Pertemuan tersebut menjadi arena pengesahan kesepakatan dagang AS-China yang menandai berakhirnya perang dagang. 

"Ini bersejarah. Kemungkinan pertemuan antara dua pemimpin akan terjadi akhir bulan ini, atau April, mungkin. Kami akan menyepakati tarif bea masuk yang lebih rendah, atau mungkin penghapusan bea masuk untuk kendaraan bermotor, komoditas, dan produk-produk pertanian," ungkap Kudlow, mengutip Reuters. 

Beijing pun turut menebar optimisme. Wan Shouwen, Wakil Menteri Perdagangan China, menegaskan pihaknya bekerja siang dan malam demi terciptanya kesepakatan dagang dengan AS. Bahkan China sudah mulai bicara soal menghapus pengenaan bea masuk. 

"Bea masuk menurunkan kepercayaan investor dan membuat korporasi menunda investasinya. Sekarang, kedua pihak bekerja keras untuk mencapai kesepakatan. Semua itu bertujuan untuk menghapus bea masuk sehingga perdagangan AS-China menjadi normal kembali," jelas Wang Shouwen, Wakil Menteri Perdagangan China, mengutip Reuters. 

China pun berupaya untuk memenuhi keingingan AS, salah satunya adalah reformasi kebijakan subsidi. Xiao Yaqing, Kepala Komisi Administrasi dan Pengawasan Aset Negara China, menyatakan Beijing sedang membereskan isu ini. 

"Bisa dibilang China tidak memiliki regulasi yang secara spesifik mengatur subsidi bagi perusahaan milik negara. Oleh karena itu, China sedang membersihkan dan menyusun standar untuk berbagai subsidi," ungkap Xiao, dikutip dari Reuters. 

Damai dagang menjadi sentimen positif bagi rupiah cs di Asia. Sebab dengan damai dagang, AS-China tidak lagi saling hambat perdagangan. Saat dua kekuatan ekonomi terbesar kembali berdagang dengan normal, maka rantai pasok global akan bergairah dan ada prospek untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Rupiah Tertekan, Dolar AS Nanjak Terus!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular