
Tertekan Minyak Kedelai, Harga CPO Menukik Tajam
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
08 March 2019 11:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) kontrak Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange kembali Menukmenukik tajam sebesar 1,02% ke posisi MYR 2.135/ton pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (7/3/2019).
Pelemahan ini melanjutkan perdagangan hari sebelumnya ketika harga CPO juga melemah 0,19%.
Selama sepekan, harga CPO telah naik 0,66% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun juga naik sebesar 0,66%.
Pelemahan harga CPO kemarin didorong oleh harga minyak kedelai di bursa Chicago yang juga amblas 0,7%. Pelaku pasar menilai pelemahan harga minyak masak di bursa Dalian, China, Kamis kemarin juga turut memberi energi negatif bagi pergerakan harga CPO.
Pasalnya, minyak kedelai dan minyak nabati lain (rapeseed, bunga matahari) merupakan substitusi dari CPO yang saling berkompetisi untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. Alhasil pergerakan harganya juga akan cenderung searah.
Selain itu, sebuah polling yang dilakukan Reuters memprediksi produksi minyak sawit Malaysia pada Februari akan turun 1,7% dibanding bulan sebelumnya.
Akan tetapi pelaku pasar merasa pengurangan produksi tersebut tidak cukup besar untuk menguras inventori yang telah menggunung sejak akhir tahun 2018.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/tas) Next Article Malaysia Libur 2 Hari, Harga CPO Kembali Menguat
Pelemahan ini melanjutkan perdagangan hari sebelumnya ketika harga CPO juga melemah 0,19%.
Selama sepekan, harga CPO telah naik 0,66% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun juga naik sebesar 0,66%.
Pelemahan harga CPO kemarin didorong oleh harga minyak kedelai di bursa Chicago yang juga amblas 0,7%. Pelaku pasar menilai pelemahan harga minyak masak di bursa Dalian, China, Kamis kemarin juga turut memberi energi negatif bagi pergerakan harga CPO.
Pasalnya, minyak kedelai dan minyak nabati lain (rapeseed, bunga matahari) merupakan substitusi dari CPO yang saling berkompetisi untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. Alhasil pergerakan harganya juga akan cenderung searah.
Selain itu, sebuah polling yang dilakukan Reuters memprediksi produksi minyak sawit Malaysia pada Februari akan turun 1,7% dibanding bulan sebelumnya.
Akan tetapi pelaku pasar merasa pengurangan produksi tersebut tidak cukup besar untuk menguras inventori yang telah menggunung sejak akhir tahun 2018.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/tas) Next Article Malaysia Libur 2 Hari, Harga CPO Kembali Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular