Andai Bursa Saham Buka Hari Ini, Niscaya IHSG Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 March 2019 11:30
Andai Bursa Saham Buka Hari Ini, Niscaya IHSG Melemah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar saham Indonesia bisa bernafas lega pada hari ini karena libur hari raya Nyepi membuat perdagangan diliburkan. Andai saja tidak libur, niscaya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan ditransaksikan di zona merah.

Bagaimana tidak, pergerakan bursa saham dunia bisa dibilang sangat tak mendukung bagi IHSG. Pada dini hari tadi, 3 indeks saham utama di AS harus pasrah mengakhiri hari di zona merah: indeks Dow Jones turun 0,52%, indeks S&P 500 turun 0,65%, dan indeks Nasdaq Composite turun 0,93%.


Beralih ke kawasan Asia, mayoritas indeks saham utama saat ini ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,72%, indeks Shanghai turun 0,6% indeks Hang Seng turun 0,67%, dan indeks Kospi turun 0,26%.

Tekanan bagi bursa saham dunia datang dari rilis data ekonomi AS yang mengecewakan. Kemarin (6/3/2019), angka penciptaan lapangan kerja (di luar sektor pertanian) periode Februari 2019 versi ADP diumumkan sebanyak 183.000, lebih sedikit dari konsensus yang sebanyak 190.000, seperti dilansir dari Forex Factory.

Penciptaan lapangan kerja yang berada di bawah ekspektasi menunjukkan bahwa ekspansi perekonomian AS tak sekencang yang diharapkan, salah satunya karena perang dagang dengan China.

Berbicara mengenai perang dagang AS-China, perkembangannya juga tak mendukung bagi bursa saham. Pada hari ini, raksasa produsen perangkat telekomunikasi asal China yakni Huawei resmi mengajukan tuntutan kepada pemerintah AS.

Huawei menuntut AS terkait penggunaan sebuah peraturan yang melarang lembaga pemerintah untuk membeli produk-produk besutan perusahaan. Tim pengacara dari Huawei menyebut bahwa peraturan tersebut menyalahi konstitusi dari AS sendiri.

Lantas, ribut-ribut AS dan Huawei bertambah panas. Sebelumnya, AS sudah terlebih dulu mendakwa Huawei lantaran diyakini mencuri teknologi dari perusahaan penyedia layanan telekomunikasi asal AS yakni T-Mobile. AS juga mendakwa Huawei karena diyakini telah melanggar sanksi AS atas Iran.

Mengingat posisi Huawei yang begitu penting bagi denyut nadi perekonomian China, negosiasi dagang AS-China yang kini sudah memasuki tahapan akhir bisa menjadi buyar. Perang dagang bisa jadi malah tereskalasi dan memberikan tekanan lebih lanjut bagi perekonomian dunia.

Saksikan video tentang potensi pasar saham RI hingga akhir tahun di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]

Dari dalam negeri, juga ada sentimen negatif yang akan menyelimuti bursa saham seandainya perdagangan dibuka. Kemarin, Bank Indonesia (BI) merilis angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Februari 2019. Hasilnya, IKK turun 0,4 poin menjadi 125,1, dari yang sebelumnya 125,5 pada bulan Januari. Lantas, sudah 2 bulan berturut-turut IKK membukukan penurunan.

Meskipun angka yang berada di atas level 100 mencerminkan bahwa konsumen masih optimistis, namun tingkat optimismenya berkurang dibanding bulan sebelumnya.

Sepanjang tahun ini, indeks sektor barang konsumsi telah membukukan penguatan sebesar 3,77%, penguatan yang terbilang tinggi dalam jangka waktu 2 bulan lebih sedikit saja.

Rilis data IKK yang mengecewakan lantas sangat mungkin dijadikan alasan oleh investor untuk merealisasikan keuntungan yang sudah didapat dari saham-saham barang konsumsi.

TIM RISET CNBC INDONESIA




Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular