Korea Utara dan Jepang Bikin Rupiah Susah Menguat

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 March 2019 12:24
Jepang Pertahankan Stimulus Moneter, Dolar AS Laris Manis
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Selain dinamika di Korea Utara, dolar AS juga semakin perkasa karena pernyataan pejabat Bank Sentral Jepang (BoJ). Yutaka Harada, Anggota Dewan Gubernur BoJ, menegaskan bank sentral tidak ragu untuk melonggarkan kebijakan moneter jika inflasi terancam tidak mencapai target 2%. 

"Jika ekonomi terus melambat sampai ke titik di mana kita kesulitan untuk mencapai target inflasi 2% dalam jangka panjang, maka kami tidak akan menunda untuk meningkatkan dosis pelonggaran moneter. Mengakhiri pelonggaran moneter akan mendorong harga ke bawah dan membuat ekonomi menjadi lebih buruk," tegasnya, mengutip Reuters. 

Jepang memang masih berkutat dengan inflasi rendah. Pada Februari 2019, inflasi Negeri Matahari Terbit masih berada di 0,2% year-on-year (YoY). Target 2% terasa begitu jauh. 

Oleh karena itu, pelaku pasar memperkirakan BoJ masih akan mempertahankan kebijakan moneter longgar dalam beberapa waktu ke depan. Kenaikan suku bunga acuan masih amat jauh dari jangkauan. 

"Menurut pandangan saya, arah kebijakan BoJ ke depan adalah menjaga suku bunga sangat rendah sampai inflasi bergerak ke arah yang lebih kuat. BoJ harus lebih melonggarkan kebijakan moneter jika ekonomi memburuk, dan sebaliknya mengurangi kadar pelonggaran kala ekonomi membaik," jelas Harada. 


Sementara Bank Sentral AS, The Federal Reserves/The Fed, masih dalam jalur menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini meski tidak seagresif 2018. Menurut dot plot The Fed, target median Federal Funds Rate pada akhir 2019 adalah 2,8% sehingga butuh dua kali kenaikan lagi dari posisi saat ini yaitu 2,375%. 

Jadi, berinvestasi di dolar AS masih akan menarik dibandingkan dengan mata uang lain. Arus modal akan kembali berpihak kepada greenback, yang bukan tidak mungkin mampu mempertahankan takhta raja mata uang dunia.

Pada pukul 12:22 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,07%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini menguat 0,81%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular