
Harga CPO Kembali Menguat, Dibantu Kedelai
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
06 March 2019 08:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) kontrak Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup menguat 0,56% di posisi MYR 2.161/ton (US$ 530,43/ton) pada perdagangan kemarin (5/3/2019).
Pada perdagangan sehari sebelumnya (4/3/2019), harga CPO menukik cukup tajam dengan pelemahan mencapai 1,83%.
Pada posisi yang sekarang, hara CPO sudah terpangkas 1,01% selama sepekan secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harganya masih tercatat naik 1,89%.
Naiknya harga minyak kedelai kemarin merupakan salah satu faktor yang memberi energi positif pada CPO.
Pasalnya, minyak kedelai dan minyak sawit merupakan produk substitusi. Alhasil keduanya saling berkompetisi untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Namun prediksi produksi sawit tahun ini yang meningkat juga memberi beban yang cukup berat pada pergerakan harga CPO.
Apalagi menurut pelaku Industri, India saat ini sudah lebih banyak memproduksi minyak nabati, yang akan menyerap pertumbuhan permintaan tahun ini.
Mengingat India merupakan importir minyak sawit terbesar di dunia, maka berkurangnya permintaan dari India akan sangat mempengaruhi keseimbangan fundamental di pasar.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Malaysia Libur 2 Hari, Harga CPO Kembali Menguat
Pada perdagangan sehari sebelumnya (4/3/2019), harga CPO menukik cukup tajam dengan pelemahan mencapai 1,83%.
Pada posisi yang sekarang, hara CPO sudah terpangkas 1,01% selama sepekan secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harganya masih tercatat naik 1,89%.
Naiknya harga minyak kedelai kemarin merupakan salah satu faktor yang memberi energi positif pada CPO.
Pasalnya, minyak kedelai dan minyak sawit merupakan produk substitusi. Alhasil keduanya saling berkompetisi untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Namun prediksi produksi sawit tahun ini yang meningkat juga memberi beban yang cukup berat pada pergerakan harga CPO.
Apalagi menurut pelaku Industri, India saat ini sudah lebih banyak memproduksi minyak nabati, yang akan menyerap pertumbuhan permintaan tahun ini.
Mengingat India merupakan importir minyak sawit terbesar di dunia, maka berkurangnya permintaan dari India akan sangat mempengaruhi keseimbangan fundamental di pasar.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Malaysia Libur 2 Hari, Harga CPO Kembali Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular