
Gara-Gara Jualan Online, Laba Matahari Anjlok 42% Tahun Lalu
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
05 March 2019 21:19

Memasuki tahun 2019, laporan keuangan perusahaan diharapkan akan lebih oke. Pasalnya, pengakuan kerugian senilai Rp 769,77 miliar dari investasi pada MatahariMall.com hanya merupakan one-off (tidak akan muncul lagi pada laporan keuangan periode-periode berikutnya).
Selain itu, dari sisi penjualan, dalam beberapa tahun terakhir perusahaan selalu berhasil membukukan pertumbuhan. Untuk tahun 2018, penjualan perusahaan tercatat naik tipis sebesar 2% menjadi Rp 10,25 triliun, dari yang sebelumnya Rp 10,02 triliun pada tahun 2017. Pertumbuhan penjualan pada tahun 2018 membaik dibandingkan capaian tahun 2017 yang hanya tumbuh sebesar 1%.
Melansir riset dari Maybank Sekuritas, pada tahun ini perusahaan juga sudah mengantongi hak jual eksklusif atas merek pakaian asal Italia, OVS. Di Italia sendiri, OVS memiliki pangsa pasar sebesar 5%.
Secara total, OVS memiliki 561 toko yang tersebar di Eropa, Amerika Latin dan Asia. Pada tahun 2018, OVS berhasil mencatatkan penjualan sebesar € 1,53 miliar di seluruh dunia.
Matahari berencana membuka 1-3 gerai khusus (stand-alone) untuk merek OVS di Indonesia. Sebagai tambahan, produk-produk OVS juga akan ditempatkan di 30 gerai Matahari Department Store pada semester 1 2019, disusul penambaan sebanyak 10 gerai pada semester 2.
Dengan penjualan yang diharapkan membaik dan kerugian dari investasi pada MatahariMall.com yang tak akan lagi muncul di laporan keuangan tahun 2019, ada harapan bahwa harga saham perusahaan bisa terkerek naik kedepannya.
Lebih lanjut, kenaikan harga saham perusahaan juga berpotensi ditopang oleh aksi buyback yang lebih agresif. Dilansir dari riset Maybank Sekuritas, perusahaan baru menghabiskan sebesar 26% dari total dana yang dialokasikan untuk melakukan buyback atau senilai Rp 324 miliar.
Dengan harga saham LPPF yang kini berada di level terendah dalam setidaknya 5 tahun terakhir, perusahaan bisa tergiur untuk mengeksekusi jatah buyback secara lebih agresif pada tahun ini dan mendongkrak harga ke level yang lebih tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Selain itu, dari sisi penjualan, dalam beberapa tahun terakhir perusahaan selalu berhasil membukukan pertumbuhan. Untuk tahun 2018, penjualan perusahaan tercatat naik tipis sebesar 2% menjadi Rp 10,25 triliun, dari yang sebelumnya Rp 10,02 triliun pada tahun 2017. Pertumbuhan penjualan pada tahun 2018 membaik dibandingkan capaian tahun 2017 yang hanya tumbuh sebesar 1%.
Melansir riset dari Maybank Sekuritas, pada tahun ini perusahaan juga sudah mengantongi hak jual eksklusif atas merek pakaian asal Italia, OVS. Di Italia sendiri, OVS memiliki pangsa pasar sebesar 5%.
Matahari berencana membuka 1-3 gerai khusus (stand-alone) untuk merek OVS di Indonesia. Sebagai tambahan, produk-produk OVS juga akan ditempatkan di 30 gerai Matahari Department Store pada semester 1 2019, disusul penambaan sebanyak 10 gerai pada semester 2.
Dengan penjualan yang diharapkan membaik dan kerugian dari investasi pada MatahariMall.com yang tak akan lagi muncul di laporan keuangan tahun 2019, ada harapan bahwa harga saham perusahaan bisa terkerek naik kedepannya.
Lebih lanjut, kenaikan harga saham perusahaan juga berpotensi ditopang oleh aksi buyback yang lebih agresif. Dilansir dari riset Maybank Sekuritas, perusahaan baru menghabiskan sebesar 26% dari total dana yang dialokasikan untuk melakukan buyback atau senilai Rp 324 miliar.
Dengan harga saham LPPF yang kini berada di level terendah dalam setidaknya 5 tahun terakhir, perusahaan bisa tergiur untuk mengeksekusi jatah buyback secara lebih agresif pada tahun ini dan mendongkrak harga ke level yang lebih tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular