
Analisis Teknikal
Hawa Negatif dari AS Bakal Merahkan IHSG
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 March 2019 08:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,18% ke level 6.488 pada perdagangan kemarin, Senin (4/3/2019). Aksi jual investor asing pada saham big cap atau berkapitalisasi besar, khususnya sektor keuangan menjadi pendorong utama pelemahan IHSG.
Berdasarkan sentimen pasar dan hasil analisis secara teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi pada hari ini, Selasa (5/3/2019), IHSG akan bergerak variatif cenderung melemah.
Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) yang kembali melemah berpotensi memberikan sentimen negatif bagi pasar saham Asia. Indeks Dow Jones kembali turun 0,79%, S&P 500 melemah 0,39%, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,23%.
Biro Sensus AS melaporkan, belanja konstruksi pada Desember 2018 turun 0,6% dibandingkan bulan sebelumnya. Jauh memburuk dibandingkan dengan pencapaian November yang naik 0,8%.
Selama 2018, belanja konstruksi naik 4,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski naik, tetapi angka tersebut adalah laju paling lemah sejak 2011.
Dari dalam negeri, perdagangan IHSG kemarin terbilang kurang ramai dengan mencatatkan Rp 7,2 triliun nilai transaksi, lebih rendah dari rata-rata nilai transaksi harian pada Februari yang mencapai Rp 10,7 triliun.
Pelemahan IHSG tampaknya dipengaruhi kecenderungan investor asing yang melakukan profit taking pada saham big cap dan menekan IHSG. Asing mencatatkan jual bersih (net sell) hingga Rp 556 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, IHSG cenderung melemah (bearish) dalam jangka pendek karena bergerak di bawah rata-rata nilai dalam lima hari (moving average/MA5).
Terbentuknya pola short black candle mengindikasikan potensi pelemahan IHSG pada hari ini. Indeks digambarkan masih pada area netral dan belum memasuki wilayah jenuh jual sehingga ruang pelemahan masih cukup terbuka berdasarkan analisa momentum.
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) masih membentuk posisi persilangan turun (dead cross).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Berdasarkan sentimen pasar dan hasil analisis secara teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi pada hari ini, Selasa (5/3/2019), IHSG akan bergerak variatif cenderung melemah.
Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) yang kembali melemah berpotensi memberikan sentimen negatif bagi pasar saham Asia. Indeks Dow Jones kembali turun 0,79%, S&P 500 melemah 0,39%, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,23%.
Biro Sensus AS melaporkan, belanja konstruksi pada Desember 2018 turun 0,6% dibandingkan bulan sebelumnya. Jauh memburuk dibandingkan dengan pencapaian November yang naik 0,8%.
Selama 2018, belanja konstruksi naik 4,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski naik, tetapi angka tersebut adalah laju paling lemah sejak 2011.
Dari dalam negeri, perdagangan IHSG kemarin terbilang kurang ramai dengan mencatatkan Rp 7,2 triliun nilai transaksi, lebih rendah dari rata-rata nilai transaksi harian pada Februari yang mencapai Rp 10,7 triliun.
Pelemahan IHSG tampaknya dipengaruhi kecenderungan investor asing yang melakukan profit taking pada saham big cap dan menekan IHSG. Asing mencatatkan jual bersih (net sell) hingga Rp 556 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, IHSG cenderung melemah (bearish) dalam jangka pendek karena bergerak di bawah rata-rata nilai dalam lima hari (moving average/MA5).
![]() |
Terbentuknya pola short black candle mengindikasikan potensi pelemahan IHSG pada hari ini. Indeks digambarkan masih pada area netral dan belum memasuki wilayah jenuh jual sehingga ruang pelemahan masih cukup terbuka berdasarkan analisa momentum.
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) masih membentuk posisi persilangan turun (dead cross).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular