
Mas Murni Incar Rp 781,6 M dari Rights Issue
tahir saleh, CNBC Indonesia
28 February 2019 16:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten properti dan perhotelan yang berbasis di Surabaya, PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Target dana yang dibidik mencapai Rp 781,6 miliar.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (27/2/2019), MAMI akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,18 miliar saham baru atau tepatnya 7.186.536.170. Saham tersebut ialah saham seri B dengan harga penawaran Rp 100/saham, naik dari penawaran sebelumnya yakni Rp 96/saham.
Harga penawaran ini di atas harga rata-rata saham MAMI per 27 Februari yakni Rp 128/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 656,29 miliar.
Dengan jumlah saham baru sebanyak 7,18 miliar, maka dana yang berpotensi diraup yakni Rp 781,6 miliar. Selain itu Mas Murni Indonesia juga akan menerbitkan 1,79 miliar waran (1.796.634.042). Jumlah saham dan waran yang akan diterbitkan tersebut akan bergantung pada keperluan dana perseroan dan draft pelaksanaan HMETD.
Jika ada sisa saham baru yang kemudian tidak terserap oleh pemegang saham, Brentfield Investments Limited (BIL) dan PT Jasa Puri Medikatama (JPM) akan bertindak sebagai pembeli siaga yang akan mengambil bagian atas sisa saham. Pengambilan itu dilakukan dengan penyetoran dalam bentuk lain selain uang (inbreng, tanah di Cisarua dan obligasi wajib konversi PT Anugerah Mitra Lestari/AML).
Perseroan akan meminta persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 1 Maret mendatang dan menetapkan tanggal recording date (pencatatan daftar pemegang saham) pada 6 Februari. Untuk waran, rasionya 5 saham lama, mendapatkan 7 saham baru.
Setelah HMETD, maka kepemilikan saham MAMI untuk saham Seri A dimiliki publik 1,39%, saham Seri B yakni Tumaco Pte Ltd 5,86%, PT Sentratama Kencana 12,15%, dan publik 80,55%. Adapun saham Seri C dipegang oleh publik sebesar 0,05%.
Dana yang dihimpun lewat rights issue sebesar Rp 370 miliar akan digunakan untuk mengambilalih obligasi wajib konversi (OWK) AML milik Brentfield yang dapat dikonversi menjadi 95,24% saham di AML.
Lalu sebesar Rp 27,50 miliar digunakan untuk mengambilalih OWK PT Indo Udang Mas Lestari yang dimiliki oleh Tumaco yang bisa dikonversi menjadi 80% saham di Indo Udang yang merupakan perusahaan tambak udang.
Kemudian sebesar RP 80 miliar untuk mengambilalih tanah seluas 19 hektare di Desa Megamendung, Cisarua, Bogor yang dikuasai Jasa Puri Medikatama. Adapun sisa dana rights issue untuk modal kerja dan pengembangan usaha.
(hps) Next Article Awal Puasa, Saham APLN-PWON-BSDE cs Nyungsep!
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (27/2/2019), MAMI akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,18 miliar saham baru atau tepatnya 7.186.536.170. Saham tersebut ialah saham seri B dengan harga penawaran Rp 100/saham, naik dari penawaran sebelumnya yakni Rp 96/saham.
Harga penawaran ini di atas harga rata-rata saham MAMI per 27 Februari yakni Rp 128/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 656,29 miliar.
Dengan jumlah saham baru sebanyak 7,18 miliar, maka dana yang berpotensi diraup yakni Rp 781,6 miliar. Selain itu Mas Murni Indonesia juga akan menerbitkan 1,79 miliar waran (1.796.634.042). Jumlah saham dan waran yang akan diterbitkan tersebut akan bergantung pada keperluan dana perseroan dan draft pelaksanaan HMETD.
Jika ada sisa saham baru yang kemudian tidak terserap oleh pemegang saham, Brentfield Investments Limited (BIL) dan PT Jasa Puri Medikatama (JPM) akan bertindak sebagai pembeli siaga yang akan mengambil bagian atas sisa saham. Pengambilan itu dilakukan dengan penyetoran dalam bentuk lain selain uang (inbreng, tanah di Cisarua dan obligasi wajib konversi PT Anugerah Mitra Lestari/AML).
Perseroan akan meminta persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 1 Maret mendatang dan menetapkan tanggal recording date (pencatatan daftar pemegang saham) pada 6 Februari. Untuk waran, rasionya 5 saham lama, mendapatkan 7 saham baru.
Setelah HMETD, maka kepemilikan saham MAMI untuk saham Seri A dimiliki publik 1,39%, saham Seri B yakni Tumaco Pte Ltd 5,86%, PT Sentratama Kencana 12,15%, dan publik 80,55%. Adapun saham Seri C dipegang oleh publik sebesar 0,05%.
Lalu sebesar Rp 27,50 miliar digunakan untuk mengambilalih OWK PT Indo Udang Mas Lestari yang dimiliki oleh Tumaco yang bisa dikonversi menjadi 80% saham di Indo Udang yang merupakan perusahaan tambak udang.
Kemudian sebesar RP 80 miliar untuk mengambilalih tanah seluas 19 hektare di Desa Megamendung, Cisarua, Bogor yang dikuasai Jasa Puri Medikatama. Adapun sisa dana rights issue untuk modal kerja dan pengembangan usaha.
(hps) Next Article Awal Puasa, Saham APLN-PWON-BSDE cs Nyungsep!
Most Popular