Investor Asing Bawa Kabur Rp 150,6 M, IHSG Jatuh 0,23%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 February 2019 17:01
Investor Asing Bawa Kabur Rp 150,6 M, IHSG Jatuh 0,23%
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah 0,14%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan hari ini dengan memperlebar kekalahannya menjadi 0,23% ke level 6.525,68.

IHSG melemah kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan menguat: indeks Nikkei naik 0,5%, indeks Shanghai naik 0,42%, dan indeks Kospi naik 0,37%.

Pasca diterpa aksi ambil untung pada perdagangan kemarin (26/2/2019), appetite investor untuk mengoleksi instrumen berisiko di kawasan Asia kembali bangkit. Pelaku pasar optimistis dalam menyambut pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang akan digelar di Vietnam pada hari ini hingga esok hari.

Pada malam hari ini, kedua pimpinan negara akan menghadiri makan malam bersama di Metropole Hotel. Sebelum gelaran ini, keduanya akan terlebih dahulu berbincang empat mata selama 20 menit.

Pasca keduanya melakukan pertemuan di Singapura pada tahun lalu, hubungan antara AS dan Korea Utara bisa dibilang pasang-surut. Korea Utara beberapa kali mengeluarkan pernyataan keras, menolak melakukan denuklirisasi tanpa adanya kompensasi apapun dari pihak AS.

Dalam pertemuan ini, pelaku pasar berharap akan ada kejelasan terkait dengan arah denuklirisasi oleh pihak Korea Utara.

Belum juga Trump bertemu dengan Kim, hati pelaku pasar sudah dibuat berbunga-bunga kala Trump dan Presiden Vietnam Nguyen Phu Trong menyaksikan penandatanganan perjanjian pemesanan 100 pesawat Boeing 737 MAX oleh maskapai asal Vietnam, VietJet. Jika ditotal, nilai pembelian tersebut mencapai US$ 12,7 miliar atau Rp 178 triliun, seperti dilansir dari Reuters.

Selain itu, maskapai Vietnam lainnya yakni Bamboo Airways juga menandatangani perjanjian pemesanan 10 pesawat Boeing 787 senilai US$ 2,9 miliar (Rp 40,6 triliun). Pelemahan rupiah membuat minat investor untuk masuk ke bursa saham tanah air menjadi hilang. Hingga akhir perdagangan, rupiah melemah 0,26% di pasar spot ke level Rp 14.025/dolar AS.

Kenaikan harga minyak mentah dunia menjadi momok bagi rupiah.  Hingga sore hari, harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman bulan April menguat 0,49% ke level US$ 55,77/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman bulan yang sama naik 0,18% ke level US$ 65,33/barel.

Kenaikan harga minyak mentah dunia tentu menjadi kabar buruk bagi rupiah karena dapat membuat defisit perdagangan migas yang kerap menjadi biang kerok bengkaknya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) menjadi melebar.

Sebagai informasi, belum lama ini CAD periode kuartal-IV 2018 diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.

Jangan lupakan juga bahwa rupiah sudah menguat dalam 3 hari perdagangan terakhir. Dalam periode ini, rupiah menguat 0,5%. Alhasil, terbilang wajar jika rupiah mengalami tekanan jual pada hari ini.

Sejatinya, dolar AS sedang loyo, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang melemah sebesar 0,03%. Dolar AS loyo seiring dengan pernyataan dari Gubernur The Fed Jerome Powell. Berbicara di hadapan Senate Banking Committee terkait laporan kebijakan moneter semi-tahunan, Powell kembali menegaskan bahwa The Fed akan bersabar dalam melakukan normalisasi suku bunga acuan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi AS yang kemungkinan bisa melambat.

"Proyeksi dasarnya masih baik," kata Powell. Namun, pertumbuhan yang lebih lambat di negara lain menjadi risiko ekonomi AS yang kemungkinan akan dirasakan dalam beberapa bulan ke depan, tambahnya, dilansir dari Reuters.

"Kita memiliki faktor-faktor untuk outlook yang baik dan komite (penentuan suku bunga) kami sangat mencermati sinyal-sinyal yang berlawanan ini, risiko, dan untuk saat ini kami akan sabar dalam menentukan kebijakan dan memberi waktu bagi faktor-faktor ini untuk menjadi jelas," papar Powell.

Sayang, kekhawatiran terkait dengan bengkaknya CAD terbukti lebih dominan dalam mendikte pergerakan rupiah. Sektor jasa keuangan yang terkoreksi 0,39% menjadi sektor dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG. Koreksi sektor jasa keuangan terjadi seiring dengan aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4: PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) turun 2,82%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,78%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,03%.

Pelemahan nilai tukar rupiah melandasi aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4.

Selain ampuh dalam mendorong aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4, pelemahan rupiah juga terbukti ampuh dalam mendorong investor asing keluar dari pasar saham tanah air. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 150,6 miliar di pasar reguler.

5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 64,1 miliar), PT JAPFA Tbk/JPFA (Rp 48,2 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 35,2 miliar), PT Indo Tambangraya Megah Tbk/ITMG (Rp 30,7 miliar), dan PT Bank Danamon Tbk/BDMN (Rp 28,9 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Waduh! Investor Asing Kabur dari 10 Emiten Kala IHSG Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular