Sempat Rasakan Kenikmatan Sesaat, Rupiah Langsung Loyo

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 February 2019 16:54
Sempat Rasakan Kenikmatan Sesaat, Rupiah Langsung Loyo
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Penguatan rupiah yang terjadi kala pembukaan pasar ternyata kenikmatan sesaat belaka. 

Pada Rabu (27/2/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.025 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,26% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kala pembukaan pasar, rupiah menguat tipis 0,06%. Bahkan sesaat setelah itu, apresiasi rupiah menebal ke 0,09%. Hal ini memunculkan harapan rupiah bakal menguat 4 hari beruntun. 


Namun itu hanya kenikmatan sesaat. Sejurus kemudian rupiah langsung terpeleset ke zona merah dan berkubang di sana seharian.  

Untuk perdagangan hari ini, posisi terbaik rupiah ada di Rp 13.975/US$ sementara terlemahnya di Rp 14.040/US$. Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini: 



Seharian ini, mata uang Asia memang cenderung melemah terhadap dolar AS. Namun saat penutupan pasar spot valas Indonesia, situasi mulai berbalik. Mata uang Asia mulai berani melawan, bahkan di antara mampu berbalik menguat.

Rupee India menjadi mata uang terlemah di Asia. Hal ini tidak lepas dari ketegangan Negeri Bollywood dengan sang tetangga, Pakistan. 

Tensi kedua negara mulai meninggi kala terjadi aksi bom bunuh diri di Kashmir yang menewaskan setidaknya 40 personel militer India pada 14 Februari. Serangan itu ditengarai didalangi oleh kelompok Jaish-e-Mohammed (JeM) yang disebut New Delhi berbasis di Pakistan. 

Hari ini, India melakukan serangan ke wilayah Pakistan yang diyakini menjadi basis latihan (JeM). Serangan ini dibalas oleh Islamabad, yang menembak jatuh dua pesawat tempur India. 

Pelaku pasar yang mencemaskan situasi ini memilih meninggalkan pasar keuangan India. Rupee pun tertekan dan menjadi mata uang terlemah di Asia. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:26 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Kembali ke rupiah, mengapa mata uang Tanah Air berbalik melemah? Mengapa rupiah tidak bisa menguat 4 hari berturut-turut? 

Sebenarnya itulah jawabannya. Rupiah yang sudah menguat 3 hari beruntun membuatnya rentan terserang koreksi teknikal. Rupiah rawan terkena aksi ambil untung (profit taking) karena penguatan rupiah yang 0,5% selama 3 hari mungkin agak menggoda investor untuk mencairkan keuntungan. 

Selain itu, rupiah juga terbeban akibat kenaikan harga minyak. Kemarin, harga si emas hitam sempat melorot sampai 3% sehingga ruang untuk rebound menjadi terbuka. 

Pada pukul 16:33 WIB, harga minyak jenis brent naik 0,72% dan light sweet melesat 1,1%. Dalam sebulan terakhir, harga brent meroket 9,38% sementara light sweet melejit 7,88%. 



Bagi Indonesia, kenaikan harga minyak bukan sebuah kabar gembira. Sebab biaya impor minyak akan membengkak kala harganya naik. Padahal Indonesia adalah negara net importir minyak, mau tidak mau harus ada impor untuk memenuhi kebutuhan karena produksi dalam negeri yang tidak memadai. 

Ini akan membuat pasokan devisa terkuras dan rupiah tidak punya modal untuk menguat. Fondasi rupiah menjadi rapuh sehingga rentan terdepresiasi. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular