Bursa Saham Negara Tetangga Menghijau, Kenapa IHSG Melemah?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 February 2019 12:38
Bursa Saham Negara Tetangga Menghijau, Kenapa IHSG Melemah?
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah 0,14%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi 1 dengan memperlebar kekalahannya menjadi 0,19% ke level 6.528,42.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG diantaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,65%), PT Astra International Tbk/ASII (-0,66%), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (-2,39%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-1,52%), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk/EMTK (-2,91%).

IHSG melemah kala seluruh bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan menguat: indeks Nikkei naik 0,49%, indeks Shanghai naik 0,79%, indeks Hang Seng naik 0,48%, indeks Straits Times naik 0,54%, dan indeks Kospi naik 0,21%.

Pasca diterpa aksi ambil untung pada perdagangan kemarin (26/2/2019), appetite investor untuk mengoleksi instrumen berisiko di kawasan Asia kembali bangkit. Pelaku pasar optimistis dalam menyambut pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang akan digelar di Vietnam pada hari ini hingga esok hari.

Pasca keduanya melakukan pertemuan di Singapura pada tahun lalu, hubungan antara AS dan Korea Utara bisa dibilang pasang-surut. Korea Utara beberapa kali mengeluarkan pernyataan keras, menolak melakukan denuklirisasi tanpa adanya kompensasi apapun dari pihak AS.

Dalam pertemuan ini, pelaku pasar berharap akan ada kejelasan terkait dengan arah denuklirisasi oleh pihak Korea Utara.

Belum juga Trump bertemu dengan Kim, hati pelaku pasar sudah dibuat berbunga-bunga kala Trump dan Presiden Vietnam Nguyen Phu Trong menyaksikan penandatanganan perjanjian pemesanan 100 pesawat Boeing 737 MAX oleh maskapai asal Vietnam, VietJet. Jika ditotal, nilai pembelian tersebut mencapai US$ 12,7 miliar atau Rp 178 triliun, seperti dilansir dari Reuters.

Selain itu, maskapai Vietnam lainnya yakni Bamboo Airways juga menandatangani perjanjian pemesanan 10 pesawat Boeing 787 senilai US$ 2,9 miliar (Rp 40,6 triliun). Sayang, pelemahan rupiah membuat IHSG tak bisa memanfaatkan kabar gembira yang datang dari Vietnam. Hingga siang hari, rupiah melemah 0,12% di pasar spot ke level Rp 14.005/dolar AS.

Kenaikan harga minyak mentah dunia menjadi momok bagi rupiah. Hingga siang hari, harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman bulan April menguat 0,85% ke level US$ 55,97/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman bulan yang sama naik 0,66% ke level US$ 65,64/barel.

Kenaikan harga minyak mentah dunia tentu menjadi kabar buruk bagi rupiah karena dapat membuat defisit perdagangan migas yang kerap menjadi biang kerok bengkaknya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) menjadi melebar.

Sebagai informasi, belum lama ini CAD periode kuartal-IV 2018 diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.

Jangan lupakan juga bahwa rupiah sudah menguat dalam 3 hari perdagangan terakhir. Dalam periode ini, rupiah menguat 0,5%. Alhasil, terbilang wajar jika rupiah mengalami tekanan jual pada hari ini.

Seiring dengan pelemahan rupiah, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 16,4 miliar di pasar reguler. 5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Astra International Tbk/ASII (Rp 20,1 miliar), PT Panin Financial Tbk/PNLF (Rp 19,9 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 19,7 miliar), PT Bank Danamon Tbk/BDMN (Rp 15,7 miliar), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk/ITMG (Rp 12,7 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Tutup Akhir Pekan di Zona Merah, Pergerakan IHSG Flat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular