Tambang Ilegal Dilarang, Saham TINS Bisa Cuan 39%?

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
26 February 2019 10:14
Penertiban penambangan ilegal timah di Provinsi Bangka-Belitung bisa menjadi katalis bagi peningkatan produksi timah perseroan.
Foto: Dok. PT Timah
Jakarta, CNCB Indonesia - Mandiri Sekuritas memprediksi laba bersih PT Timah Tbk (TINS) bisa melesat hingga 141% pada 2019. Upaya pemerintah menertibkan penambangan ilegal timah di Provinsi Bangka-Belitung bisa menjadi katalis bagi peningkatan produksi timah perseroan.

Analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan mengatakan jika pelarangan penambangan ilegal diterapkan secara konsisten akan membuat produksi timah TINS akan lebih tinggi dan biaya produksi yang lebih rendah.

"Kami memperkirakan pendapatan dan laba bersih masing-masing melonjak sebesar 43% dan 141%, pada tahun 2019, terutama didorong oleh produksi yang lebih tinggi dan biaya bahan yang lebih rendah," kata Ariyanto, dalam riset yang dipublikasi, Senin (25/02/2018).

Berdasarkan estimasi Mandiri Sekuritas, laba bersih TINS pada 2018 diperkirakan mencapai Rp 502 miliar. Hingga saat ini perseroan belum mengeluarkan publikasi kinerja sepanjang 2018.

Dengan asumsi tumbuh 141%, maka laba TINS pada 2019 diperkirakan mencapai Rp 1,27 triliun. Meski tumbuh tinggi, perolehan laba TINS tersebut masih kalah dibandingkan 2007 yang sempat mencapai Rp 1,8 triliun ketika harga logam ini mencapai puncak.

TINS juga bisa mendapatkan harga bijih timah yang lebih murah dari pihak ketiga. Pelarangan penambangan ilegal ini memberi TINS daya tawar yang lebih baik kepada pihak ketiga karena menjadi satu-satunya pabrik peleburan timah yang dapat menyerap produksi bijih timah.

Apa yang terjadi sejak 2018? TINS juga mendapat sentimen positif ketika ICDX atau Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia) memutuskan menolak bijih timah dari sertifikat asal yang dikeluarkan PT Surveyor Indonesia karena tuduhan kegiatan penambangan ilegal. Jadi, dari 37 smelter swasta yang terdaftar di ICDX, hanya TINS dan satu smelter swasta lainnya yang dapat mengekspor timah, sisanya tidak dapat melakukannya.

Target price saham TINS oleh Mandiri Sekuritas di level Rp 2.200/saham, sedangkan data BEI mencatat saham TINS pada Selasa pagi, 26 Februari ini baru mencapai Rp 1.585/saham.

Secara year to date harga saham TINS tercatat naik 109%. Dari akhir tahun hingga perdagangan pekan lalu, harga saham TINS terus bergerak liar dan belum ada pernyataan resmi dari manajemen terkait aksi korporasi.

Jika mengacu pada harga akhir 2018 pada level harga Rp 755/saham, maka harga saham bisa naik 191% jika menyentuh target harga Mandiri Sekuritas. Namun kalau dihitung pada harga hari ini, maka potensi kenaikannya bisa mencapai 39%.

Simak ulasan strategi Timah menambah kapasitas produksi di 2019.
[Gambas:Video CNBC]


(hps/tas) Next Article Harga Timah Anjlok, Laba TINS Tergerus 15%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular