
Saham Perbankan China 'Ngamuk', Indeks Shanghai Meroket 5,6%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 February 2019 18:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia kompak ditutup menguat pada perdagangan pertama di pekan ini, dipimpin oleh indeks Shanghai yang meroket hingga 5,6%. Sementara itu, indeks Nikkei naik 0,48%, indeks Hang Seng naik 0,5%, indeks Straits Times naik 0,07%, dan indeks Kospi naik 0,09%.
Perpanjangan periode 'gencatan senjata' AS-China di bidang perdagangan membuat bursa saham Benua Kuning menjadi incaran investor. Perpanjangan tersebut diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Minggu (24/2/2019) malam waktu AS atau Senin (25/2/2019) pagi waktu Indonesia melalui serangkaian cuitan di Twitter.
"Saya senang melaporkan bahwa AS telah membuat kemajuan berarti dalam pembicaraan dagang kami dengan China terkait beberapa isu struktural penting, termasuk perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian, jasa, mata uang dan banyak isu lainnya," tulis Trump melalui akun @realDonaldTrump.
"Sebagai hasil dari pembicaraan yang sangat produktif ini, saya akan menunda kenaikan bea impor AS yang dijadwalkan pada 1 Maret. Dengan mengasumsikan kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan, kami akan merencanakan pertemuan tingkat tinggi bagi Presiden Xi dan saya di Mar-a-Lago untuk merampungkan perjanjian. Akhir pekan yang sangat baik untuk AS dan China!" tambahnya.
Sejatinya, jika periode gencatan senjata tak diperpanjang, bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%) mulai 2 Maret.
Di China, penguatan indeks Shanghai paling banyak disumbang oleh saham Industrial and Commercial Bank of China Ltd yang melesat 6,31%. Asal tahu saja, bank plat merah tersebut merupakan bank terbesar di dunia dari sisi aset. Dikutip dari Global Finance, aset dari Industrial and Commercial Bank of China Ltd mencapai US$ 4,01 triliun.
Sementara itu, saham Agricultural Bank of China Ltd (+5,43%) menjadi saham dengan kontribusi terbesar ketiga bagi kenaikan indeks Shanghai. Dari sisi aset, bank ini merupakan yang terbesar ketiga di dunia. Aset dari Agricultural Bank of China Ltd mencapai US$ 3,23 triliun, seperti dikutip dari Global Finance.
Wajar jika perpanjangan periode 'gencatan senjata' AS-China memantik aksi beli atas saham-saham bank besar di sana. Pasalnya, perang dagang dengan AS sudah sangat signifikan menekan perekonomian China, membuat pendapatan dari bank-bank di sana menjadi tak maksimal.
Kala optimisme atas damai dagang kini membuncah, laju perekonomian China tentu diharapkan bisa lebih kencang dan memacu pendapatan emiten-emiten perbankan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Perpanjangan periode 'gencatan senjata' AS-China di bidang perdagangan membuat bursa saham Benua Kuning menjadi incaran investor. Perpanjangan tersebut diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Minggu (24/2/2019) malam waktu AS atau Senin (25/2/2019) pagi waktu Indonesia melalui serangkaian cuitan di Twitter.
"Saya senang melaporkan bahwa AS telah membuat kemajuan berarti dalam pembicaraan dagang kami dengan China terkait beberapa isu struktural penting, termasuk perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian, jasa, mata uang dan banyak isu lainnya," tulis Trump melalui akun @realDonaldTrump.
"Sebagai hasil dari pembicaraan yang sangat produktif ini, saya akan menunda kenaikan bea impor AS yang dijadwalkan pada 1 Maret. Dengan mengasumsikan kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan, kami akan merencanakan pertemuan tingkat tinggi bagi Presiden Xi dan saya di Mar-a-Lago untuk merampungkan perjanjian. Akhir pekan yang sangat baik untuk AS dan China!" tambahnya.
![]() |
Sejatinya, jika periode gencatan senjata tak diperpanjang, bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%) mulai 2 Maret.
Di China, penguatan indeks Shanghai paling banyak disumbang oleh saham Industrial and Commercial Bank of China Ltd yang melesat 6,31%. Asal tahu saja, bank plat merah tersebut merupakan bank terbesar di dunia dari sisi aset. Dikutip dari Global Finance, aset dari Industrial and Commercial Bank of China Ltd mencapai US$ 4,01 triliun.
Sementara itu, saham Agricultural Bank of China Ltd (+5,43%) menjadi saham dengan kontribusi terbesar ketiga bagi kenaikan indeks Shanghai. Dari sisi aset, bank ini merupakan yang terbesar ketiga di dunia. Aset dari Agricultural Bank of China Ltd mencapai US$ 3,23 triliun, seperti dikutip dari Global Finance.
Wajar jika perpanjangan periode 'gencatan senjata' AS-China memantik aksi beli atas saham-saham bank besar di sana. Pasalnya, perang dagang dengan AS sudah sangat signifikan menekan perekonomian China, membuat pendapatan dari bank-bank di sana menjadi tak maksimal.
Kala optimisme atas damai dagang kini membuncah, laju perekonomian China tentu diharapkan bisa lebih kencang dan memacu pendapatan emiten-emiten perbankan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular