Dolar AS (Sempat) di Bawah Rp 14.000, Rupiah Terkuat di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 February 2019 08:37
Lagi-lagi, Pernyataan The Fed Bebani Dolar AS
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sedangkan dari faktor domestik, langkah dolar AS terbeban lagi-lagi karena pernyataan para pejabat The Federal Reserves/The Fed. Sejumlah pejabat teras di Bank Sentral AS mulai mencemaskan kondisi inflasi yang adem-ayem, pertanda ekonomi sedang kurang bergairah. 

"Angka pengangguran turun ke level terendah dalam hampir 50 tahun, tetapi inflasi jarang menyentuh target 2%. Kita harus waspada dengan ekspektasi inflasi, jangan sampai terjangkar terlalu rendah," tegas John Williams, Presiden The Fed New York, seperti dikutip dari Reuters. 

"Inflasi sudah cukup lama berada di bawah target. Jangan terlalu cepat puas," tambah Mary Daly, Presiden The Fed San Francisco, juga mengutip Reuters. 

Pernyataan Williams dan Daly bisa diartikan bahwa The Fed akan membiarkan laju inflasi agak terakselerasi. Kesimpulannya, kenaikan suku bunga kemungkinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Sebab, yang namanya kenaikan suku bunga acuan salah satu tujuannya adalah menjangkar ekspektasi inflasi sementara The Fed tidak ingin ekspektasi inflasi terjangkar terlalu rendah. 

Semakin tipisnya peluang kenaikan Federal Funds Rate membuat berinvestasi di dolar AS menjadi kurang menarik. Ini akan menjadi beban tambahan bagi langkah greenback.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular