Inflasi Inti Rendah, Sinyal Daya Beli Turun?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
22 February 2019 13:51
Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi inti sepanjang Februari 2019 akan rendah.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi inti sepanjang Februari 2019 akan rendah. Sebab, tingkat permintaan saat ini dinilai masih dapat dipenuhi dari jumlah pasokan dalam negeri.

Meski belum menjabarkan indikatornya, namun Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan inflasi inti masih masih akan tetap rendah dari beberapa faktor.

"(Faktornya) Satu bahwa kebutuhan kenaikan permintaan dapat dipenuhi dari pasokan. Kalau dilihat dari agregat supply masih tinggi dari permintaan agregat atau output gape-nya masih negatif. Sehingga kami tidak melihat meskipun permintaan naik tidak ada tekanan inflasi inti dari permintaan," kata Perry di Gedung BI, Jumat (22/2).



Faktor kedua adalah ekspektasi inflasi di bulan ini yang diperkirakan tetap rendah sejak awal tahun. BI memperkirakan di bulan ini akan terjadi deflasi sebesar 0,07% (tahun kalender) sedangkan secara year on year (YoY) inflasi sebesar 2,58%.

Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki


Selanjutnya, inflasi dari yang bersumber dari faktor luar negeri pun diperkirakan akan berada dalam posisi yang baik, dari segi imported inflation maupun karena rupiah.

"Semua mendukung inflasi inti rendah sehingga mengonformasi inflasi akhir tahun lebih rendah dari 3,5%," ujar Perry.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi pada Januari 2019 sebesar 0,32 persen. Sedangkan inflasi inti Januari 2019 tercatat sebesar 0,30 persen atau 3,06 persen secara tahunan.

Simak video stance kebijakan BI dan dampaknya ke perbankan di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Bawang Merah Hingga Tiket Pesawat Dorong Inflasi Maret

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular