Perlambatan Ekonomi Dunia Kian Nyata, IHSG ke Zona Merah

Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 February 2019 09:43
Perlambatan Ekonomi Dunia Kian Nyata, IHSG ke Zona Merah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,3% pada perdagangan terakhir di pekan ini ke level 6.518,19. Pada pukul 9:32 WIB, IHSG telah memperlebar kekalahannya menjadi 0,42% ke level 6.510,49.

Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,46%, indeks Shanghai turun 0,23%, indeks Hang Seng turun 0,53%, indeks Straits Times turun 0,32%, dan indeks Kospi turun 0,46%.

Bursa saham regional melemah kala AS dan China sudah kian dekat dalam mencapai kesepakatan dagang.

"Saya bisa katakan bahwa kami sedang memasuki fase sprint terakhir. Kedua pihak sedang bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum tenggat waktu," tutur seorang anggota delegasi China kepada Reuters.

Sebelumnya, Reuters memberitakan bahwa AS dan China sudah mulai menyusun nota kesepahaman untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berjalan selama 7 bulan.

Delegasi kedua negara kini menyusun sebanyak 6 nota kesepahaman yang mencakup berbagai isu yakni pemaksaaan transfer teknologi & pencurian kekayaan intelektual, hak kekayaan intelektual, sektor jasa, nilai tukar, agrikultur, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan, menurut 2 orang sumber yang mengetahui masalah tersebut, seperti dilansir dari Reuters.

Kedua negara ingin mencapai kesepakatan paling lambat pada tanggal 1 Maret, yang merupakan tanggal berakhirnya periode gencatan senjata bidang perdagangan antara AS dan China.

Jika kesepakatan tak juga dicapai dan Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk tak memperpanjang periode gencatan senjata antar kedua negara, maka bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%) mulai tanggal 2 Maret.

Sebagai informasi, sepanjang pekan ini AS dan China menggelar negosiasi dagang di Washington. Pada hari Selasa dan Rabu, negosiasi yang digelar adalah di tingkat wakil menteri, sementara negosiasi tingkat menteri digelar pada hari Kamis dan Jumat. Perlambatan ekonomi dunia yang kian nyata membuat investor melepas instrumen berisiko seperti saham. Kemarin (21/2/2019), pertumbuhan pemesanan barang tahan lama inti AS periode Januari 2019 diumumkan sebesar 0,1% MoM, lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 0,3% MoM, seperti dilansir dari Forex Factory.

Kemudian, pembacaan awal untuk data Manufacturing PMI periode Februari 2019 versi Markit diumumkan di level 53,7, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 54,9.

Pada pagi hari ini, tingkat inflasi Jepang periode Januari 2019 diumumkan di level 0,2% YoY, turun dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 0,3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Tingkat inflasi bulan Januari merupakan yang terlemah sejak Oktober 2017. Lemahnya tingkat inflasi menunjukkan bahwa perekonomian Jepang sedang berada dalam tekanan.

Mengingat AS dan Jepang merupakan negara dengan nilai perekonomian jumbo, perlambatan ekonomi kedua negara tentu akan ikut melemahkan laju perekonomian dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular