Nantikan Risalah Rapat The Fed, Wall Street Akan Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 February 2019 19:04
Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 38 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan turun masing-masing sebesar 4 poin.

Pada perdagangan hari ini, investor akan mencermati rilis risalah dari pertemuan The Federal Reserve edisi Januari 2019. Rilis risalah tersebut akan digunakan oleh pelaku pasar untuk mencari petunjuk terkait arah kebijakan bank sentral AS kedepannya.

Dalam beberapa hari terakhir, pejabat The Fed sudah mengeluarkan pernyataan bernada dovish. Presiden The Fed San Francisco Mary Daly menyiratkan bahwa bank sentral bisa saja tidak menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Syaratnya adalah ekonomi AS melambat sehingga tekanan inflasi menjadi minimal.

"Jika ekonomi tumbuh, misalnya, 2% dan laju inflasi 1,9% dan tidak ada sinyal (tekanan harga) semakin besar, maka saya rasa belum saatnya menaikkan suku bunga (tahun ini)," kata Daly dalam wawancara dengan Wall Street Journal.

Kemudian, Presiden The Fed New York John Williams mengatakan bahwa dirinya sudah puas dengan suku bunga acuan yang sekarang. Belum ada kebutuhan untuk menaikkannya, kecuali jika ada perubahan signifikan dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi atau inflasi Negeri Paman Sam.

"Saya tidak merasa perlu adanya perubahan (suku bunga acuan). Namun akan berbeda ceritanya kalau ada proyeksi pertumbuhan ekonomi atau inflasi yang berubah," kata Williams kepada Reuters.

Dengan perlambatan ekonomi global yang kian terasa, tentu kebijakan moneter longgar menjadi opsi yang paling bijak.

Selain itu, investor akan mencermati perkembangan negosiasi dagang AS-China yang sudah digelar di Washington sejak kemarin (19/2/2019) di tingkat wakil menteri. Negosiasi ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan di China sepanjang pekan kemarin.

Pada hari Kamis dan Jumat, negosiasi tingkat menteri akan digelar, di mana Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertemu dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, serta Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow.

Pelaku pasar menaruh harapan bahwa negosiasi dagang pada pekan ini setidaknya bisa meluluhkan hati Presiden AS Donald Trump untuk memperpanjang periode gencatan senjata dengan China. Pasalnya jika tak diperpanjang, bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%) mulai tanggal 2 Maret.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Jerome Powell, Kesabaran The Fed, & Semringahnya Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular