
Banjir Hot Money Jadikan Rupiah Terbaik Kedua Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 February 2019 16:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Performa rupiah di perdagangan pasar spot cukup impresif hari ini. Rupiah mampu menguat sepanjang hari di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), bahkan apresiasinya menjadi salah satu yang terbaik di Asia.
Pada Rabu (20/2/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.035 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,44% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya.
Mengawali perdagangan pasar spot, rupiah menguat 0,16%. Selepas itu apresiasi rupiah semakin tebal.
Jelang tengah hari, laju rupiah sempat melambat. Situasi ini bertahan hingga jelang penutupan pasar.
Namun kira-kira satu jam sebelum perdagangan terakhir, rupiah kembali melesat dan mampu menguat 0,44%. Rupiah pun berhasil mencatat penguatan selama 3 hari beruntun.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini:
Tidak hanya rupiah, sebagian besar mata uang utama Asia juga menguat terhadap dolar AS. Hanya yen Jepang, won Korea Selatan, dan dolar Taiwan yang berkubang di zona merah.
Di antara mata uang utama Benua Kuning, posisi rupiah cukup terhormat. Rupiah menjadi mata uang terbaik kedua di Asia, hanya kalah dari yuan China. Posisi dua mata uang ini tidak berubah nyaris sepanjang hari.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:10 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Optimisme merebak di pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia. Investor berbunga-bunga karena meyakini bahwa dialog dagang AS-China yang berlangsung di Washington sampai akhir pekan akan dipenuhi oleh aura positif.
Bahkan pelaku pasar mulai berani memperkirakan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China XI Jinping akan bertemu pada bulan depan untuk menyelesaikan kesepakatan damai dagang. Kemungkinan pertemuan akan dilangsungkan setelah 5 Maret, selepas Kongres Tahunan China.
"Sepertinya China sepakat untuk mengimpor lebih banyak produk AS, seperti gas alam dan produk pertanian. China juga kemungkinan bersedia untuk membuka pasar keuangan dan industri manufakturnya terhadap investasi asing," tutur Nobuhiko Karamochi, Chief Strategist di Mizuho Securities, dikutip dari Reuters.
Hawa damai dagang AS-China yang semakin terasa membuat pelaku pasar agresif berburu cuan di aset-aset berisiko. Negara berkembang Asia menjadi tujuannya, termasuk Indonesia.
Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 450,27 miliar yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,28%. Sementara di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah kompak turun. Penurunan yield menandakan harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan.
Berikut perkembangan yield obligasi pemerintah Indonesia berbagai tenor:
Ditopang kuatnya arus modal di pasar keuangan alias hot money, rupiah tidak punya pilihan selain menguat. Tidak sekadar menguat, rupiah bahkan menjadi salah satu mata uang terbaik Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Rabu (20/2/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.035 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,44% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya.
Mengawali perdagangan pasar spot, rupiah menguat 0,16%. Selepas itu apresiasi rupiah semakin tebal.
Jelang tengah hari, laju rupiah sempat melambat. Situasi ini bertahan hingga jelang penutupan pasar.
Namun kira-kira satu jam sebelum perdagangan terakhir, rupiah kembali melesat dan mampu menguat 0,44%. Rupiah pun berhasil mencatat penguatan selama 3 hari beruntun.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini:
Tidak hanya rupiah, sebagian besar mata uang utama Asia juga menguat terhadap dolar AS. Hanya yen Jepang, won Korea Selatan, dan dolar Taiwan yang berkubang di zona merah.
Di antara mata uang utama Benua Kuning, posisi rupiah cukup terhormat. Rupiah menjadi mata uang terbaik kedua di Asia, hanya kalah dari yuan China. Posisi dua mata uang ini tidak berubah nyaris sepanjang hari.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:10 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Optimisme merebak di pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia. Investor berbunga-bunga karena meyakini bahwa dialog dagang AS-China yang berlangsung di Washington sampai akhir pekan akan dipenuhi oleh aura positif.
Bahkan pelaku pasar mulai berani memperkirakan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China XI Jinping akan bertemu pada bulan depan untuk menyelesaikan kesepakatan damai dagang. Kemungkinan pertemuan akan dilangsungkan setelah 5 Maret, selepas Kongres Tahunan China.
"Sepertinya China sepakat untuk mengimpor lebih banyak produk AS, seperti gas alam dan produk pertanian. China juga kemungkinan bersedia untuk membuka pasar keuangan dan industri manufakturnya terhadap investasi asing," tutur Nobuhiko Karamochi, Chief Strategist di Mizuho Securities, dikutip dari Reuters.
Hawa damai dagang AS-China yang semakin terasa membuat pelaku pasar agresif berburu cuan di aset-aset berisiko. Negara berkembang Asia menjadi tujuannya, termasuk Indonesia.
Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 450,27 miliar yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,28%. Sementara di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah kompak turun. Penurunan yield menandakan harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan.
Berikut perkembangan yield obligasi pemerintah Indonesia berbagai tenor:
Ditopang kuatnya arus modal di pasar keuangan alias hot money, rupiah tidak punya pilihan selain menguat. Tidak sekadar menguat, rupiah bahkan menjadi salah satu mata uang terbaik Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular