Analisis Teknikal

Investor Global Wait & See, IHSG Berpotensi Koreksi Teknikal

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
20 February 2019 07:57
Proyeksi IHSG hari ini menurut analisis teknikal.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tipis 0,05% pada perdagangan Selasa (19/2/2019). Berdasarkan sentimen pasar dan hasil analisis secara teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan kembali melemah pada hari ini, Rabu (20/2/2019).

Dari global, bursa Amerika Serikat (AS) pagi tadi ditutup menguat meski terbatas. Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat tipis 0,03%, S&P 500 menguat 0,15%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,19%.


Optimisme dari perundingan dagang AS-China menjaga Wall Street tetap di jalur hijau. Meski bergerak positif, investor masih memilih menunggu perkembangan perundingan Washington-Beijing yang akan dimulai Selasa waktu setempat sebelum mengambil langkah selanjutnya.

Perundingan akan memasuki masa penting pada Kamis-Jumat, yaitu dialog tingkat menteri. Delegasi Washington dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, sementara rombongan dari Beijing dikomandoi Wakil Perdana Menteri Liu He.

Selain itu, Presiden AS Donald Trump juga mengisyaratkan kemungkinan perpanjangan tenggat waktu perundingan yang dijadwalkan pada 1 Maret mendatang.

"Ada pembicaraan yang kompleks, tetapi semua berjalan sangat baik. Saya tidak bisa mengatakan, tetapi tanggal itu (1 Maret) bukan sesuatu yang magis. Banyak hal yang bisa terjadi," kata Trump kepada wartawan di Oval Office, mengutip Reuters.


Dari dalam negeri, Investor asing kembali melepas portofolio sahamnya. Asing mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 259 miliar di pasar reguler pada perdagangan saham kemarin. Saham bank buku IV banyak di lepas hingga membuat sektor keuangan berbalik ke zona merah dan menekan IHSG.

Secara teknikal, IHSG mulai menunjukkan tanda-tanda koreksi pada hari ini, terbentuknya pola bintang jatuh (shooting star) mengindikasikan akan adanya penurunan. Pola shooting star dikategorikan sebagai pola pembalikan arah menuju penurunan (bearish reversal).

Sumber: Refinitiv
Potensi koreksi IHSG tampaknya tidak terlalu besar, dikarenakan IHSG masih bergerak di atas rata-rata harganya selama lima hari (moving average/MA5) atau memiliki kecenderungan menguat.

Volume perdagangan kemarin hanya tercatat Rp 8,2 triliun, lebih kecil dari volume hari sebelumnya yang mencapai Rp 9,6 triliun. Volume yang menurun menunjukkan pelaku pasar cenderung wait and see untuk masuk kembali ke pasar saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/prm) Next Article IHSG Berakhir Zona Merah, Waspada Koreksi Lanjutan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular