Damai Dagang Kian Dekat, Data Ekonomi Oke, IHSG melesat 1,7%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 February 2019 17:02
Damai Dagang Kian Dekat, Data Ekonomi Oke, IHSG melesat 1,7%
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan perdana di pekan ini dengan penguatan sebesar 1,7% ke level 6.497,82.

Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,82%, indeks Shanghai naik 2,68%, indeks Hang Seng naik 1,6%, indeks Straits Times naik 0,9%, dan indeks Kospi naik 0,67%.

Pelaku pasar bersuka cita merayakan mesranya hubungan AS-China pasca kedua negara selesai menggelar negosiasi dagang di Beijing sepanjang pekan lalu. Melalui sebuah cuitan di Twitter, Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa dialog dagang dengan China telah mencapai banyak kemajuan.

"Baru saja bertemu dengan staf saya untuk membahas kesepakatan dagang dengan China. Kemajuan sudah diraih dalam begitu banyak hal. Negara ini punya potensi yang luar biasa untuk terus tumbuh ke level yang lebih tinggi!" cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.

Trump juga sudah berani sesumbar bahwa AS dan China bisa mencapai kesepakatan dagang dalam waktu dekat. Bahkan, Trump juga bicara mengenai potensi pencabutan bea masuk bagi impor produk-produk China.

"Kita sudah lebih dekat untuk menuju kesepakatan dagang. Saya akan merasa terhormat untuk menghapus berbagai bea masuk jika kesepakatan sudah tercapai," tegas Trump, mengutip Reuters.

Dari kubu China, Presiden Xi Jinping yang menemui delegasi AS pada hari Jumat ikut membawa energi positif. Menurut Xi, berbagai kemajuan sudah diraih dalam perundingan selama sepekan di ibukota.

"Konsultasi antara dua pihak telah mencapai kemajuan. Saya berharap Anda semua akan melanjutkan upaya ini guna mencapai kesepakatan bersama. Win-win agreement," tutur Xi dalam pidato di Great Hall of the People, mengutip Reuters.

Sebagai informasi, sebagai tindak lanjut dari pertemuan di China pada pekan kemarin, negosiasi dagang lanjutan akan digelar di Washington pekan ini pada level menteri dan wakil menteri. Selain karena potensi tercapainya damai dagang antara AS dan China, rilis data ekonomi di kawasan regional ikut menambah kepercayaan diri investor saham. Pada hari Jumat, penyaluran kredit baru di China sepanajang bulan Januari diumumkan senilai CNY 3,23 triliun, jauh di atas capaian bulan Desember yang senilai CNY 1,08 triliun. Capaian tersebut juga jauh di atas konsensus yang senilai CNY 2,8 triliun, seperti dilansir dari Trading Economics.

Derasnya penyaluran kredit menunjukkan bahwa langkah-langkah pelonggaran likuditas yang diambil oleh People's Bank of China selaku bank sentral disana sudah menunjukkan dampak yang berarti.

Beralih ke Jepang, pada hari ini pemesanan barang-barang mesin inti periode Desember 2018 diumumkan hanya terkontraksi tipis 0,1% MoM, jauh lebih baik dibandingkan konsensus yang memperkirakan kontraksi hingga 1,1% MoM, seperti dilansir dari Trading Economics.

Mengingat China dan Jepang merupakan perekonomian terbesar ke-2 dan 3 di dunia, wajar jika pelaku pasar saham begitu mengapresiasi kinclongnya data ekonomi yang dirilis di masing-masing negara. Indeks sektor jasa keungan melesat hingga 1,56%, menjadikannya salah satu sektor utama yang mendorong penguatan IHSG. Penguatan sektor jasa keuangan terjadi seiring dengan aksi beli atas saham-saham bank BUKU 4: PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 3,25%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 2,28%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 2,24%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 1,86%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,39%.

Prospek damai dagang AS-China membuat investor gencar memburu saham-saham bank BUKU 4. Sejauh ini, balas-membalas bea masuk yang dilakukan kedua negara jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing, berikut perekonomian dunia. Jika sampai bea masuk tersebut dipangkas habis alias dihilangkan, tentu arus perdagangan dunia akan kembali pulih dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi.

Permintaan atas kredit lantas berpotensi meningkat dan mengerek naik pendapatan dari bank-bank di tanah air.

Pergerakan rupiah yang mendukung juga membuat investor berani mengoleksi saham-saham bank BUKU 4. Hingga akhir perdagangan, rupiah menguat 0,25% di pasar spot ke level Rp 14.105/dolar AS.

Dolar AS memang sedang loyo, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang melemah 0,09%. Pernyataan dari pejabat The Federal Reserve yang merupakan bank sentral AS membuat greenback dilego investor.

Presiden The Fed San Francisco Mary Daly menyiratkan bahwa bank sentral bisa saja tidak menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Syaratnya adalah ekonomi AS melambat sehingga tekanan inflasi menjadi minimal.

"Jika ekonomi tumbuh, misalnya, 2% dan laju inflasi 1,9% dan tidak ada sinyal (tekanan harga) semakin besar, maka saya rasa belum saatnya menaikkan suku bunga (tahun ini)," kata Daly dalam wawancara dengan Wall Street Journal.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Awas Babak Baru Perang Dagang AS-China Gegara Tomat & Kapas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular