
Digoyang Kabar Akuisisi Jepang, Saham Bank Permata Naik 94%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
15 February 2019 15:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) terus menguat sejak diisukan sahamnya akan dibeli investor Jepang. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) kenaikan saham BNLI tercatat naik hampir 100%.
Pada akhir 2018 harga saham Bank Permata tercatat berada pada level Rp 625/saham. Hingga siang ini, harga saham tercatat mencapai Rp 1.210/saham, artinya harga saham BNLI sudah naik 93,60%.
Reli panjang saham BNLI sudah dimulai sejak awal Desember 2018. Saat itu kabar divestasi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) kembali mencuat ke permukaan, pada waktu itu harga saham Bank Permata tercatat berada pada level Rp 470/saham.
Rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar Bank Permata dikabarkan akan dibeli oleh salah satu perusahaan keuangan asal Jepang.
Divestasi akan dilakukan oleh pemegang saham karena dua pemegang saham dikabarkan sudah tidak saling sejalan dalam mengembangkan bisnis Bank Permata. Dua pemegang saham terbesar Bank Permata adalah Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII) yang masing-masing mempunyai kepemilikan 44,56%.
Nama-nama bank yang jadi pembeli yang disebut-sebut tersebut antara lain, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), Japan Post Bank (JPB), Mizuho Financial Group (MFG) dan Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG). Dari empat nama tersebut, tiga nama sudah memiliki afiliasi dengan bank-bank Indonesia.
Beberapa waktu lalu, RHB Sekuritas mengeluarkan riset yang menyatakan Mizuho Financial Group (MFG) dinilai menjadi kandidat potensial untuk mengakuisisi divestasi Bank Permata yang kemungkinan dilakukan oleh pemegang saham mayoritas yakni Standard Chartered (Standcart) dan Astra International.
Mizuho dianggap menjadi pembeli potensial karena salah satu raksasa keuangan asal Jepang itu memang tengah berupaya untuk membeli bank di Indonesia.
Namun selain Mizuho, ada nama Sumitomo yang juga disebut-sebut tertarik membeli Bank Permata. Dari dalam negeri, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dikabarkan ikut dalam kompetisi membeli saham Bank Permata.
(hps/wed) Next Article Ada Transaksi Jumbo, Saham Ini Terbang Sentuh ARA
Pada akhir 2018 harga saham Bank Permata tercatat berada pada level Rp 625/saham. Hingga siang ini, harga saham tercatat mencapai Rp 1.210/saham, artinya harga saham BNLI sudah naik 93,60%.
Reli panjang saham BNLI sudah dimulai sejak awal Desember 2018. Saat itu kabar divestasi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) kembali mencuat ke permukaan, pada waktu itu harga saham Bank Permata tercatat berada pada level Rp 470/saham.
Rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar Bank Permata dikabarkan akan dibeli oleh salah satu perusahaan keuangan asal Jepang.
Nama-nama bank yang jadi pembeli yang disebut-sebut tersebut antara lain, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), Japan Post Bank (JPB), Mizuho Financial Group (MFG) dan Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG). Dari empat nama tersebut, tiga nama sudah memiliki afiliasi dengan bank-bank Indonesia.
Beberapa waktu lalu, RHB Sekuritas mengeluarkan riset yang menyatakan Mizuho Financial Group (MFG) dinilai menjadi kandidat potensial untuk mengakuisisi divestasi Bank Permata yang kemungkinan dilakukan oleh pemegang saham mayoritas yakni Standard Chartered (Standcart) dan Astra International.
Mizuho dianggap menjadi pembeli potensial karena salah satu raksasa keuangan asal Jepang itu memang tengah berupaya untuk membeli bank di Indonesia.
Namun selain Mizuho, ada nama Sumitomo yang juga disebut-sebut tertarik membeli Bank Permata. Dari dalam negeri, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dikabarkan ikut dalam kompetisi membeli saham Bank Permata.
(hps/wed) Next Article Ada Transaksi Jumbo, Saham Ini Terbang Sentuh ARA
Most Popular