
Menanti Hasil Positif Dialog AS-China, Harga Emas Melorot
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
14 February 2019 17:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas sore hari ini (14/2) masih terus berkubang di zona merah.
Hingga pukul 17:00 WIB, harga emas kontrak April di pasar COMEX turun 0,46% ke posisi US$ 1.309,1/troy ounce, setelah ditutup menguat tipis 0,08% pada perdagangan kemarin (13/2).
Selama sepekan, harga emas telah turun sebesar 0,39% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harga komoditas ini tercatat naik 2,17%.
Semakin harumnya aroma dari dialog dagang Amerika Serikat-China yang tengah berlangsung di Beijing membuat investor makin percaya diri untuk kembali mengambil risiko pada instrumen lain yang lebih menguntungkan.
Sebuah kabar dari South China Morning Post mengatakan bahwa Presiden China, Xi Jinping dijadwalkan hadir dalam dialog dagang hari Jumat mendatang, menurut seorang sumber yang mengetahui rencana tersebut, mengutip Reuters.
Turut hadirnya Xi Jinping dalam arena dialog akan menjadi pendorong yang ampuh untuk mempercepat laju perundingan.
Bahkan Bloomberg melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk menambah tenggat waktu gencatan senjata selama 60 hari, mengutip Reuters.
"Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari tenggat waktu 1 Maret), tetapi saya lebih suka tidak," ujar Trump saat rapat kabinet, mengutip Reuters.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, Gedung Putih telah mengeluarkan ancaman akan menaikkan bea impor produk asal Negeri Panda dari yang 10% menjadi 25% apabila tidak ada kesepakatan apapun yang dibuat hingga 1 Maret mendatang.
Selain itu, Juru Bicara Gedung Putih, Sarah Sanders juga telah mengatakan bahwa pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping mungkin akan terjadi di resor pribadi Trump di Mar-a-Lagi, Florida.
Namun Deputi Sekretaris Departemen Pertanian AS Stephen Censky kemarin mengatakan bahwa kedua presiden akan bertemu 'pada bulan Maret', tetapi belum ada tanggal yang ditentukan, seperti yang dilansir dari Reuters.
Bila arus perdagangan AS-China kembali deras, maka efeknya juga akan menular ke seluruh dunia. Pasalnya kedua negara tersebut merupakan kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Selain itu, ancaman tutupnya layanan pemerintah (goverment shutdown) pasca 15 Februari juga telah sedikit pudar.
Sebagai informasi, anggaran pemerintah AS yang sempat disahkan hanya berumur 3 minggu, yang mana akan berakhir pada 15 Februari.
Pasalnya, pasca adanya kesepakatan dari kongres perihal anggaran pemerintah yang akan kembali diajukan pekan ini, Trump disebut-sebut bisa menerima usulan tersebut tersebut.
Jika berjalan lancar, maka Trump akan meneken rancangan anggaran baru pada akhir pekan ini.
Namun demikian, investor juga masih cenderung enggan untuk melepas emas, yang tercermin dari pergerakan harga emas yang tidak terlalu tajam.
Nampaknya investor masih sedikit was-was menunggu hasil dari dialog dagang AS-China yang dijadwalkan berakhir pada Jumat (15/2) mendatang.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article Bursa Saham Global Membara, Harga Emas Antam Stagnan
Hingga pukul 17:00 WIB, harga emas kontrak April di pasar COMEX turun 0,46% ke posisi US$ 1.309,1/troy ounce, setelah ditutup menguat tipis 0,08% pada perdagangan kemarin (13/2).
Selama sepekan, harga emas telah turun sebesar 0,39% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harga komoditas ini tercatat naik 2,17%.
Semakin harumnya aroma dari dialog dagang Amerika Serikat-China yang tengah berlangsung di Beijing membuat investor makin percaya diri untuk kembali mengambil risiko pada instrumen lain yang lebih menguntungkan.
Sebuah kabar dari South China Morning Post mengatakan bahwa Presiden China, Xi Jinping dijadwalkan hadir dalam dialog dagang hari Jumat mendatang, menurut seorang sumber yang mengetahui rencana tersebut, mengutip Reuters.
Turut hadirnya Xi Jinping dalam arena dialog akan menjadi pendorong yang ampuh untuk mempercepat laju perundingan.
Bahkan Bloomberg melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk menambah tenggat waktu gencatan senjata selama 60 hari, mengutip Reuters.
"Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari tenggat waktu 1 Maret), tetapi saya lebih suka tidak," ujar Trump saat rapat kabinet, mengutip Reuters.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, Gedung Putih telah mengeluarkan ancaman akan menaikkan bea impor produk asal Negeri Panda dari yang 10% menjadi 25% apabila tidak ada kesepakatan apapun yang dibuat hingga 1 Maret mendatang.
Selain itu, Juru Bicara Gedung Putih, Sarah Sanders juga telah mengatakan bahwa pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping mungkin akan terjadi di resor pribadi Trump di Mar-a-Lagi, Florida.
Namun Deputi Sekretaris Departemen Pertanian AS Stephen Censky kemarin mengatakan bahwa kedua presiden akan bertemu 'pada bulan Maret', tetapi belum ada tanggal yang ditentukan, seperti yang dilansir dari Reuters.
Bila arus perdagangan AS-China kembali deras, maka efeknya juga akan menular ke seluruh dunia. Pasalnya kedua negara tersebut merupakan kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Selain itu, ancaman tutupnya layanan pemerintah (goverment shutdown) pasca 15 Februari juga telah sedikit pudar.
Sebagai informasi, anggaran pemerintah AS yang sempat disahkan hanya berumur 3 minggu, yang mana akan berakhir pada 15 Februari.
Pasalnya, pasca adanya kesepakatan dari kongres perihal anggaran pemerintah yang akan kembali diajukan pekan ini, Trump disebut-sebut bisa menerima usulan tersebut tersebut.
Jika berjalan lancar, maka Trump akan meneken rancangan anggaran baru pada akhir pekan ini.
Namun demikian, investor juga masih cenderung enggan untuk melepas emas, yang tercermin dari pergerakan harga emas yang tidak terlalu tajam.
Nampaknya investor masih sedikit was-was menunggu hasil dari dialog dagang AS-China yang dijadwalkan berakhir pada Jumat (15/2) mendatang.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article Bursa Saham Global Membara, Harga Emas Antam Stagnan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular